Tips Pilih Istri Untuk Dapatkan Anak Sholeh by Mbah Maimun Zubair
Al-Maghfurlah Mbah Maimun Zubair adalah salah satu kyai sepuh yang memiliki karismatik besar dan teguh dalam pendirian, yang saat ini menjadi sorotan banyak kaum muslimin, bahkan di beberapa media. Beliau adalah pemangku Pondok Pesantren Al-Anwar, salah satu pesantren di Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.
Dalam hal perjodohan dan mencari calon istri yang bisa membopong anak menjadi seorang anak yang sholeh sholehah, beliau memberikan sebuah nasehat sederhana yang sangat merasuk di hati, yang jarang sekali orang yang mempraktekkannya, beliau berkata :
"Nek milih bojo iku sing ora patiyo ngerti dunyo, mergo sepiro anakmu sholeh, sepiro sholehahe ibune”
Artinya, “Jika memilih istri sebaiknya (wanita yang) tidak begitu suka dunia, karena seberapa sholeh anakmu tergantung dari seberapa sholeh ibunya”.
Dari ungkapan bahasa jawa di atas, sebenarnya beliau mengajarkan kepada kita bahwa watak istri sangat mempengaruhi watak anak-anak. Jika istri memiliki watak yang baik dan peduli dengan masalah-masalah agama, maka anaknya pun demikian dan begitu juga sebaliknya, beliau juga memberikan contoh real sejarah seorang sahabat Nabi SAW :
“Shohabat Abbas iku nduwe bojo ora seneng dandan, nganti sohabat Abbas isin nek metu karo bojone. Tapi beliau nduwe anak ngalime poll, rupane Abdulloh bin Abbas”
Artinya, “Sahabat Abbas mempunyai istri yang tidak suka berdandan, sampai sahabat Abbas malu jika keluar rumah bersama istrinya. Tapi beliau memiliki anak yang sangat alim sekali, yaitu Abdullah bin Abbas”.
“Sayyidina Husain nduwe bojo anake Rojo Rustam (rojo persia). Walaupun asale putri Rojo, sakwise dadi bojone Sayyidina Husain wis ora patiyo seneng dunyo. Mulane nduwe putro Ali Zainal Abidin bin Husain, ngalim-ngalime keturunane Kanjeng Nabi”.
Artinya, “Sayyidina Husain (cucu Rosulullah SAW) memiliki istri dari putri Raja Rustam (Raja Persia). Walaupun berasal dari putri raja, setelah menjadi istri Sayyidina Husain sudah tidak begitu suka dunia. Makanya beliau memiliki putra bernama Ali Zainal Abidin bin Husain, keturunan Rosulullah yang paling alim”
Beliau juga memberikan contoh real dalam kehidupan nyata beliau :
“Kiai-Kiai Sarang ngalim-ngalim koyo ngono, mergo mbah-mbah wedo'e do seneng poso”
Artinya, “Para kyai dari Sarang bisa alim seperti itu, sebab para mbah perempuan suka melakukan puasa”.
Beliau juga memberikan contoh real lainnya :
“Syekh Yasin Al-Fadani iku nduwe istri pinter dagang, nduwe putro loro. Sing siji dadi ahli bangunan sijine kerjo neng transportasi. Kabeh anake ora ono sing nerusake dakwahe Syekh Yasin”
Artinya, “Syekh Yasin Al Fadani (ulama' asal padang yang tinggal di Mekah) mempunyai istri yang pandai dalam berdagang, mereka memiliki dua putra. Yang satunya ahli dalam bangunan, yang satunya bekerja dalam bidang transportasi. Semua anaknya tidak ada yang meneruskan dakwah Stekh Yasin”.
Beliau juga menuturkan :
“Neng Al Qur-an, Istri iku ladang kanggo suami. Sepiro apike bibit tapi nek tanahe atau ladange ora apik, ora bakal ngasilno pari seng apik”
Artinya “Di dalam Al Qur’an, Istri itu ibarat sebuah ladang bagi suami. Seberapa bagus bibit tetapi kalau tanah dan ladangnya tidak bagus, maka tidak akan menghasilkan padi yang bagus pula”.
Beliau memberikan kesimpulan bahwa :
“Intine iso nduwe anak ngalim, nek istrine ora patiyo ngurusi dunyo lan khidmah poll karo suamine”
Artinya, “Intinya untuk memiliki anak yang alim, jika istrinya tidak begitu mengurusi masalah dunia dan khidmah (patuh) kepada suami”.
“Nek kowe milih istri pinter dunyo, kowe sing kudu wani tirakat. Nek ora wani tirakat, yo lurune istri sing ahli dzikir, kowene sing mikir dunyo alias kerjo”
Artinya “Jika kamu memilih istri yang pandai mengurus masalah dunia, kamu harus berani untuk tirakat. Jika kamu tidak berani, yang kedua carilah istri yang ahi dalam berdzikir, kamu yang berpikir masalah dunia alias bekerja”.
Tirakat merupakan sebuah amalan islami yang diamalkan sebagai bentuk riyadhoh (latihan diri) dengan berbagai kesulitan dan dijalani dengan istiqomah (rutin), misalkan puasa dengan niat tertentu dan melakukan amalan wirid atau dzikir tertentu, khususnya dengan niat agar memiliki anak sholeh sholehah.
Sumber personal : Dwie Agustina
Sumber situs : http://www.fiqhmenjawab.net/2015/07/mbah-maimun-zubair-tips-memilih-istri.html