Ternyata, Orang-orang Kafir Pun Berharap Memperoleh Syafaat Nabi SAW
PelangiBlog.Com - Ibnu Abbas bercerita bahwa kelak ketika hari kiamat telah ditegakkan dan semua hamba dikumpulkan dalam satu golongan. Maka umat Rosulullah adalah umat yang pertama kali memasuki surga setelah para nabi dan juga umat yang terakhir memasuki surga setelah dihukum dalam neraka.
Pada hari itu Rosulullah SAW memandangi umat beliau dan mengetahui wajah, tangan, dan kaki mereka bersinar dan memancarkan cahaya karena bekas wudlu. Rosulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril “Wahai Jibril, bagaimana bisa umatku dicegah melewati shiroth (jembatan menuju surga) ?”.
Kemudian Allah berkata kepada para malaikat penggiring “Samarkan mereka (umat Rosulullah SAW) di dalam jurang-jurang kiamat sampai Muhammad SAW memasuki surga !”.
Rosulullah pun menyangka bahwa umat beliau akan digiring memasuki surga. Ketika Rosulullah SAW memasuki surga, Allah Ta’ala memerintahkan Malaikat Zabaniyyah (malaikat siksa) untuk menggiring umat Rosulullah SAW dan menyerahkannya kepada Malaikat Malik (malaikat penjaga neraka).
Malaikat Malik pun terkejut melihat mereka dan berkata “Wahai golongan orang yang celaka, siapa kalian dan dari umat mana kalian ? Aku mengira tidak ada lagi umat yang akan memasuki neraka. Padahal setiap umat yang memasuki neraka dalam keadaan terikat dan terbelenggu oleh rantai-rantai, mereka diseret bersama para syetan di atas wajah mereka dalam keadaan hitam wajahnya dan melebar matanya. Tetapi aku tidak melihat kaki dan tangan kalian terbelenggu, aku tidak melihat hitam diwajah dan melebar mata kalian, dan kalian berjalan dengan kaki kalian. Maka dari umat mana kalian ?”.
Umat Rosulullah berkata “Wahai Malaikat Malik, jangan menanyakannya kepada kami, kami malu untuk memberitahumu. Kami hanya orang-orang yang hafal Al-Qur’an, berpuasa di Bulan Romadlon, melaksanakan haji, ikut serta berperang, mengeluarkan zakat, memuliakan anak-anak yatim, melakukan mandi janabah, dan kami orang-orang yang melaksanakan sholat lima waktu”.
Kemudian Malaikat Malik berkata “Wahai golongan orang yang celaka, apakah Al-Qur’an tidak mencegah kalian untuk berbuat maksiat kepada Allah !!! sehingga kalian jatuh pada perkara (maksiat) yang tidak seharusnya kalian jatuh disana !!!”.
Umat Rosulullah Saw berkata “Wahai Malaikat Malik, janganlah kamu mencela kami, kami beruntung saat ini kami selamat dari celaan Allah dan malaikat-malaikat-Nya”.
Pada saat itu juga terdengar suara dari arah Arsy, “Wahai Malaikat Malik, masukkan mereka pada pintu neraka yang teratas !”.
Malaikat malik berkata lagi kepada umat Rosulullah “Wahai golongan orang yang celaka, apakah kalian mendengar dan memahami perintah itu”.
Mereka menjawab “Iya, tetapi berilah kami kesempatan sesaat untuk meratapi dan menangisi diri kami”.
Malaikat Malik berkata “Tidak ada kesempatan untuk itu”.
Tiba-tiba suara itu kembali terdengar dari arah Arsy “Wahai Malaikat Malik, berilah mereka kesempatan untuk menangisi diri mereka”.
Mereka pun menangisi diri mereka “Bagaimana kami mampu menahan panas api neraka, sedangkan kami tidak kuat menahan panas matahari. Bagaimana kami tahan mengunakan pakaian Thoqron, sedangkan kami terbiasa dengan halusnya kain sutra. Bagaimana kami tahan memakan kayu Zakkum (kayu yang sangat pahit melebihi rasa pahit di dunia) dan meminum air khamim (air yang sangat panas melebihi panas dunia), sedangkan kami terbiasa memakan makanan yang lezat dan meminum air yang dingin”.
Di saat-saat umat Rosulullah menangisi diri mereka, terdengar lagi suara dari arah Arsy “Wahai Malaikat Malik, masukkan mereka pada pintu neraka yang teratas !”.
Malaikat malik berkata lagi kepada umat Rosulullah “Wahai golongan orang yang celaka, apakah kalian mendengar dan memahami perintah itu”.
Mereka menjawab “Iya, kami mengerti”. Kemudian Malaikat Malik bertanya lagi kepada mereka “Umat dari mana kalian ?”. Mereka menjawab “Kami malu mengatakannya”.
Malaikat Malik pun menggiring mereka menuju neraka. Saat sampai pada tepi neraka jahanam keluarlah para malaikat siksa (Malaikat Zabaniyyah) yang berwatak keras dan kuat, mereka diciptakan tanpa dibekali hati dan kasih sayang. Setiap seorang dari mereka diikuti seribu Malaikat Zabaniyyah.
Para Malaikat Zabaniyyah memasukkan mereka ke dalam neraka dan menyiksa mereka dengan sangat pedih. Api neraka pun mulai membakar mereka, saat itu ada yang telah terbakar sampai mata kakinya, ada yang terbakar sampai lutut, dan ada yang terbakar sampai dadanya.
Ketika api mulai menjalar dan akan membakar wajah dan hati mereka, terdengar lagi suara dari arah Arsy “Wahai Malaikat Malik, turunlah ke dalam neraka lalu padamkan api itu dari hati dan wajah mereka. Karena sesungguhnya mereka telah lama mengakuiku sebagai tuhan mereka dengan lisan mereka dan meyakiniku dihati mereka, mereka telah lama bersujud kepadaku semasa di dunia dengan wajah mereka”.
Saat mereka mendengar suara tersebut mereka semua mengeraskan suara dan berteriak “Wahai Nabi Muhammad, wahai Ayah Qosim(Qosim adalah putra Rosulullah yang telah meninggal di waktu kecil), wahai Nabi Muhammad, wahai orang yang berbuat baik kepada para janda dan anak-anak yatim, wahai Pembuka umat, wahai Pembuka pintu-pintu surga, wahai Penutup pintu-pintu neraka dari umatmu, wahai Penolong umat, kami adalah umatmu yang lemah, kami tidak tahan akan panas api neraka, tolonglah kami dengan syafa’atmu menuju surga !!!”.
Mereka pun meletakkan kedua tangan mereka di telinga mereka seperti layaknya seorang yang adzan, mereka berteriak keras “Kami dari umat Nabi Muhammad !!!”.
Mendengar hal itu, Malaikat Malik pun segera menuju surga dan menemui Rosulullah SAW yang saat itu sedang menikmati surga “Wahai Muhammad, kamu sedang menikmati surga sedangkan umat yang lemah meminta pertolonganmu, maka berilah syafa’at (pertolongan) kepada mereka karena mereka umatmu yang lemah dan tidak tahan akan panasnya api neraka”.
Rosulullah SAW pun beranjak dari ranjangnya dan segera menaiki buroq (kendaraan beliau saat melakukan isro’ mi’roj). Sambil bergegas beliau berkata “Wahai Buroq, cepatlah..cepatlah..karena umatku yang lemah saat ini disiksa dalam neraka, meraka tahan lagi dengan panas api neraka”.
Secepat kilat, akhirnya beliau pun sampai pada tepi neraka jahanam dan meletakkan Buroq miliknya disana. Mendengar tangis teriakan dan jeritan umatnya, beliau menangis dan berkata kepada Malaikat Malik “Wahai Malaikat Malik, keluarkan umatku dari neraka !”.
Namun, Malaikat Malik menjawab “Wahai Muhammad, aku tidak punya jalan untuk mengeluarkan mereka selagi aku tidak diperintahkan untuk mengeluarkan mereka”.
Kemudian Rosulullah berangkat menuju Arsy untuk memohon pertolongan kepada Allah. Saat sampai di bawah Arsy, beliau turun dari Buroq. Dengan bersujud dan menyungkurkan diri, beliau memohon pertolongan “Wahai Tuhanku, inikah janji-Mu kepadaku ?!? Engkau berjanji tidak akan membakar umatku di dalam neraka”.
Allah berkata “Wahai Muhammad, mereka telah melupakanmu dan meninggalkan syari’atmu di dunia dan aku melupakan mereka pada hari dimana syafa’atmu turun kepada mereka. Maka syafa’atilah mereka sekarang”.
Kemudian Rosulullah SAW memberi syafa’at kepada mereka semua dan mengeluarkan mereka dari neraka. Tinggallah tetap para orang-orang kafir di dalamnya, dan pada saat itu mereka berkata “Andai kami adalah orang-orang muslim, maka kami akan keluar dari neraka seperti halnya mereka keluar”. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Hijr Ayat 2 :
رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ
Artinya :
“Orang-orang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim”
Sumber : Kitab Mawaidlul Ushfuriyyah, Hadist ke-12.
Penulis : Syekh Muhammad bin Abi Bakar.
Baca juga kisah yang sama dalam sumber kitab yang berbeda dan lebih lengkap pastinya : Kisah Umat Nabi SAW Wiridan Di Dalam Neraka.
Tags:
Kisah teladan