Bacaan Doa Iftitah Sholat dan Terjemah Lengkap
Doa iftitah adalah doa pembuka sholat yang dibaca setelah melakukan takbiratul ihram (Allahu akbar). Doa iftitah memang sudah ajarkan sejak dini di beberapa madrasah, sekolah, dan diniyyah sebagai dasar mendidik anak dalam melaksanakan sholat.
Bacaan doa iftitah sholat juga sudah banyak dituliskan dalam beberapa buku mengenai doa-doa dan tata cara melaksanakan sholat. Namun, di sini pun berkeinginan untuk membuat catatan online tentang doa iftitah dengan harapan sebagai salah satu bentuk menghidupkan ajaran syariat islam.
Hukum Membaca Doa Iftitah
Para ulama’ bersepakat bahwa membaca doa iftitah hukumnya adalah sunnah, artinya sangat dianjurkan untuk dibaca tetapi boleh juga tidak dibaca.
Fungsi Membaca Doa Iftitah
Doa iftitah sholat memang dihukumi sunnah sehingga doa ini seringkali diabaikan dan jarang dibaca, padahal doa ini memiliki banyak sekali fungsi dalam sholat, mengingat kita adalah hamba Allah SWT yang harus mengakui kebesaran-Nya. Adapun fungsi doa iftitah adalah sebagai berikut ini :
- Sebagai bentuk dzikir dan mengingat Allah SWT karena di dalam doa iftitah berisi kalimat-kalimat dzikir
- Sebagai bentuk pujian kepada Allah SWT serta keagungan-Nya
- Sebagai bentuk pengakuan diri bahwa kita adalah hamba-Nya yang muslim dan menyerahkan diri kepada-Nya, bukan hamba-hamba yang memusyrikan-Nya
- Sebagai bentuk pengingat bahwa apa yang ada dalam nikmat kita adalah milik Allah SWT semata
- Sebaga bentuk keikhlasan dalam beribadah semata-mata hanya karena Allah SWT
Bacaan Doa Iftitah Sholat
Adapun bacaan doa iftitah dalam sholat bisa dilihat dan dibaca sebagaimana berikut ini :
اَللّٰهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَّالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَّسُبْحٰنَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا، اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًا وَّمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ، اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Allah Maha Besar dengan sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan banyak, dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hatiku) kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan tegak dan memasrahkan diri dan aku bukanlah tergolong orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, karena itulah aku diperintah, dan aku tergolong orang-orang muslim (memasrahkan diri)”.