Surat Resmi PBNU, Imbau Warga NU Menolak Progam Full Day School
Masih terkait pada progam Full Day School, rupaya progam sekolah lima hari dalam seminggu oleh Bapak Muhadjir Effendy, Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) berbuah kurang mengenakkan di masyarakat.
Pasalnya, banyak anak sekolah yang begitu kelelahan akibat teraplikasinya progam Full Day School ini, biasanya mereka masih melakukan banyak aktivitas, sepulang sekolah mereka pun langsung tertidur pulas.
Entah keadaan seperti itu akibat kurang biasa, kurang adaptasi diri, atau semacamnya, yang jelas banyak anak sekolah dan orang tua yang mengeluh bahwa proses belajar sampai pukul 16.00 atau 17.00 WIB sore dinilai mengganggu kondisi psikologis anak sekolah.
Nah, dari pihak ormas NU sendiri pun demikian, penerapan progam 5 hari Full Day School jelas membunuh aktivitas dan budaya pendidikan agama non formal di masyarakat, misalnya pendidikan TPA, pendidikan diniyyah, dan pengkajian kitab kuning di beberapa pondok pesantren.
Baca lebih lengkap : Surat Terbuka Untuk Kemendikbud Terkait Full Day School Dari Kyai NU Trenggalek.
Pada tanggal 3 Agustus 2017 kemarin, ormas NU se-Jawa Timur mengadakan rapat dan musyawarah dalam rangka penolakan progam 5 hari Full Day Shool. Sedangkan pada tanggal 7 Agustus 2017 kemarin, secara resmi segenap pengurus Nahdlatul Ulama mengumumkan kepada semua warga nahdliyyin untuk turut berpartisispasi dalam rangka menolak keras progam 5 hari Full Day School dengan alasan kuat bahwa progam ini merugikan aktivitas dan budaya pendidikan agama islam yang sudah dilestarikan sejak lama, seperti madrasah diniyah, TPA, pengkajian kitab kuning di pondok pesantren, dan lain-lain.
Adapun surat keputusan resmi Nahdlatul Ulama’ mengenai imbauan untuk menolak progam 5 hari Full Day School bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Jika Anda adalah warga nahdliyyin, sempatkan waktu sejenak untuk share dan menyebarkan posting ini sebagai bentuk partisipasi warga NU.