6 Alasan Mengapa Media Sosial Sangat Rawan Berita Hoax
Kasus penyebaran informasi dan berita hoax di media sosial merupakan sesuatu yang tidak lagi asing bagi publik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang yang terciduk oleh aparat kepolisian sering menebarkan ujaran kebencian, provokasi, dan pemalsuan berita publik, seperti kasus MCA (Muslim Cyber Army) family belakangan ini yang sedang hangat diperbincangkan.
Pelaku-pelaku penyebaran berita hoax tersebut ternyata tidak hanya berasal dari kalangan masyarakat awam yang hanya ikut-ikutan saja, tetapi juga dari beberapa tokoh masyarakat, bahkan sampai seorang dosen dari salah satu universitas. Jadi, alangkah bijaknya jika kita semua tidak menelan secara mentah-mentah apapun informasi yang didapat, khususnya informasi dan berita dari media sosial.
Bisa dikatakan pula bahwa media sosial merupakan tempat yang strategis untuk melancarkan penebaran informasi palsu dan berita hoax. Lalu apa alasan yang menyebabkan media sosial sangat rawan dan menjadi tempat yang sangat strategis untuk menyebarkan berita hoax ?
1. Banyaknya Pengguna Media Sosial Yang Mengakses Setiap Waktu
Tak bisa dipungkiri bahwa media sosial merupakan tempat yang penting dalam masyarakat, bahkan dalam celah-celah waktu kosong pun banyak orang yang memanfaatkannya dengan berinteraksi di media sosial. Entah berapa juta orang yang mengakses media sosial di setiap jamnya.
Selain itu, media tidak hanya menjadi tempat berkumpul dan menambah pertemanan, tetapi juga menjadi ladang dalam menggali informasi dan berita-berita aktual, sehingga masyarakat tidak perlu repot-repot lagi membeli koran atau surat kabar.
2. Penyebaran Berita Dilakukan Secara Mudah dan Praktis
Penyebaran berita-berita di media sosial bisa dilakukan secara mudah dan praktis yang mengeluarkan banyak biaya dan tenaga, apalagi media sosial juga memberikan fasilitas dan layanan yang memadai seperti pengunggahan gambar, audio, video, dan link-link dari website tertentu. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa pelaku-pelaku penyebaran hoax memanfaatkan media sosial sebagai ajang pemalsuan berita publik.
3. Masyarakat Awam Sangat Mudah Terprovokasi
Masyarakat awam di sini dimaksudkan adalah masyarakat yang tidak mengetahui seluk-beluk permasalahan dalam sebuah berita yang di dapat. Tentu saja wajar masyarakat seperti itu sangat mudah menelen mentah-mentah dan terprovokasi berita-berita yang baru di dapat, dan ini adalah fakta yang terjadi dalam masyarakat kita. Untuk itu, saring dan pilahlah dengan bijak berita-berita yang berisi unsur-unsur kebencian dan bersifat provokatif sebelum menelannya.
4. Koneksi Pertemanan Membuat Berita Hoax Lebih Cepat Viral
Selain ketiga alasan di atas, alasan lain yang menunjukkan bahwa media sosial merupakan tempat yang strategis untuk melancarkan berita hoax yaitu cepatnya berita-berita hoax tersebut merambat di kalangan masyarakat dan menjadi viral. Hal ini dikarenakan media sosial adalah sebuah wadah dalam komunitas pertemanan dan interaksi-interaksi secara online.
Selain itu, media sosial tidak terpaku dalam satu situs saja, tetapi juga banyak situs-situs media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, youtube, google plus, instagram, blog-blog, dan lain sebagainya, dan semua situs-situs tersebut terkoneksi antara satu situs dengan situs lainnya.
Dengan demikian, wajar saja jika satu berita heboh dituangkan maka akan dengan cepat merambat karena koneksi antara satu teman dengan teman lainnya, antara satu situs dengan situs lainnya.
5. Media Sosial Merupakan Tempat Untuk Komunitas dan Grup Tertentu
Salah satu layanan yang diberikan media sosial kepada pengguna adalah membuat komunitas dan grup tertentu. Komunitas dan grup tertentu ini biasanya rawan dengan orang-orang yang memiiki pemikiran sama, bahkan sebagian dari mereka adalah korban-korban dari doktrin dan pemikiran tersebut, misalnya pada kasus MCA (Muslim Cyber Army). Tentu saja hal komunitas dan grup itulah yang menjadi pusat tersebarnya berita-berita yang tidak valid dan berbau hoax.
6. Pelaku Secara Rahasia Dapat Menyembunyikan Identitas Asli
Alasan yang tidak kalah pentingnya mengapa pelaku-pelaku tak bertanggung jawab sampai berani menyebarkan informasi dan berita hoax adalah keamanan privasi asli. Pelaku-pelaku ini hanya mengontrol alur dibalik layar dengan akun-akun abal-abal di media sosial. Bahkan untuk keamanan identitas asli, jika berita itu sudah tersebar luas, akun penyebar hanya perlu diclose untuk menutupi jejak.
Dari beberapa ulasan di atas, maka seharusnya kita pun lebih waspada dan berhati-hati dalam mencerna berita-berita baru yang belum jelas benar dan tidaknya. Hal ini sangatlah penting agar kita sendiri tidak ikut termakan isu-isu provokatif dan ujaran kebencian.