Peristiwa Hari Kiamat, Kisah Matinya Sang Pencabut Nyawa
Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Allah menciptakan shur (sangkakala), sangkakala itu memiliki 11 lingkaran. Allah Ta’ala memberikannya kepada Malaikat Isrofil, sedangkan dia meletakkannya (sangkakala itu) pada mulutnya sembari memandangkan matanya ke arah Arsy (Singgasana Allah SWT), menanti bilakapan dia akan diperintah”.
Sahabat Abu Hurairah bertanya, “Apa itu shur (sangkakala), wahai Rosulullah ?”
Rosulullah SAW menjawab, “Itu adalah (seperti) tanduk besar dari cahaya. Demi Dzat yang telah mengutusku sebagai nabi, besar setiap lingkaran di dalamnya seperi luas langit dan bumi”.
Dari terjemah hadist di atas, maka bisa kita menarik kesimpulan bahwa saat ini juga, kita semua umat manusia, berada dalam lingkaran sangkakala Malaikat Isrofil. Hanya tinggal menghitung detik sampai dia meniupnya, lalu hancurlah alam semesta dan seisinya.
Dalam salah satu pendapat ulama’, dijelaskan bahwa tiupan sangkakala Malaikat Isrofil terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
- Nafkhotun Lil Faz’i (Tiupan Mengejutkan)
- Nafkhotun Lis Sho’iqi (Tiupan Pingsan/Membinasakan)
- Nafkhotun Lil Ba’tsi (Tiupan Kebangkitan).
Sesaat setelah tiupan sangkakala yang pertama ditiup (tiupan mengejutkan), masih ada sebagian makhluk Allah SWT yang belum mati.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Isrofil meniup sangkakala untuk yang kedua kalinya (tiupan pingsan), maka matilah semua makhluk yang ada di langit dan di bumi kecuali hamba-hamba Allah SWT yang dikehendakinya, sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya :
وَنُفِخَ فِي الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرٰى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْنَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” (Surat Az-Zumar ayat 68).Hamba-hamba Allah SWT yang dikehendaki masih hidup setelah tiupan kedua diantaranya adalah Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Isrofil, Malaikat Izrail, dan Malaikat Hamalatul Arsy (Malaikat Penyangga Arsy).
Kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Maut (Malaikat Izrail) untuk mencabut nyawa keempat malaikat lainnya yang masih hidup.
Dan yang tersisa adalah Allah SWT dan Malaikat Izrail, kemudian Allah SWT berkata, “Wahai Malaikat Maut, siapa yang tersisa dari makhluk-Ku ?”.
Malaikat Izrail pun menjawab, “Yang tersisa hanyalah seorang hamba yang lemah, yaitu Malaikat Maut”.
Allah SWT pun berkata lagi, “Wahai Malaikat Maut, apakah kamu tidak pernah mendengar firman-Ku:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati” (Surat Ali Imron 185).Allah SWT melanjutkan perkataan-Nya kepada Malaikat Izrail, “Cabutlah ruhmu !”.
Malaikat Izrail pun memenuhi perintah Tuhannya, dia datang pada tempat di antara surga dan neraka. Di sana dia mencabut ruhnya, dia menjerit kesakitan yang mana jika semua makhluk masih hidup niscaya akan mati karena mendengar jeritan sang pencabut nyawa.
Sembari menjerit, Malaikat Izrail berkata, “Jika saja aku mengetahui rasa pedih dan sakit karena kematian, maka aku tidak akan mencabut ruh orang-orang mukmin kecuali dengan lembut”.
Setelah itu, matilah sang legenda pencabut nyawa, tiada satupun makhluk Allah SWT yang tersisa, dan bumi terlihat sunyi selam 40 hari.
Kemudian, Allah SWT berkata, “Wahai dunia yang hina, di mana para raja, di mana para putra raja, di mana orang-orang yang perkasa, di mana orang-orang yang memakan rizki dan menyembah kepada selain Aku ?”. Hal ini sesuai dengan firman-Nya :
لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ
“Milik siapa kerajaan pada hari ini ?” (Surat Al-Mukmin ayat 16).Namun, tiada satupun yang menjawabnya hingga Allah SWT yang menjawabnya sendiri :
لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“Milik Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” (Surat Al-Mukmin ayat 16).Sumber : Kitab Durrotun Nashihin, Bab Bayanus Sa'ah (Menerangkan Hari Kiamat)
Penulis : Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawi.
Baca juga : Kisah Kematian Iblis Yang Mengenaskan di Hari Kiamat.
Tags:
Kisah teladan