10 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hubungan Suami Istri
Berhubungan suami istri merupakan moment awal yang sangatlah penting dalam berikhtiyar agar Allah yang Maha Pemberi menganugerahi keturunan yang sholeh dan sholihah. Untuk itulah, dalam mengawali prosesnya, pasangan suami istri seharusnya tidak asal melakukan hubungan itu dengan dasar keinginan saja.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar keturunan dapat lahir dengan selamat, mendapatkan keturunan yang sholeh dan sholehah, dan yang juga penting adalah agar terhindar dari gangguan syetan dalam mengawali hubungan. Kemudian, hal-hal penting yang perlu diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut ini :
1. Melakukan Riyadhoh
Jauh hari sebelum melakukan hubungan suami istri, kedua pasangan hendaknya terlebih dahulu memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai keturunan yang selamat di dunia dan akhiratnya. Hal itu bisa dilakukan dengan melakukan “riyadhoh” atau “tirakat” (dalam bahasa Jawa), yaitu beristiqomah melakukan amaliyah tertentu, seperti istiqomah puasa, sholat malam, bershodaqoh, atau melanggengkan wirid tertentu. Ini adalah salah satu hal penting yang dilakukan oleh para waliyullah dan sebagian para Kyai.
2. Melaksanakan Sholat Sunnah 2 Rokaat dan Membaca Wirid
Melakukan “riyadhoh” atau “tirakat” (dalam bahasa Jawa) memang tidaklah mudah, apalagi terbelit oleh kesibukan sehari-hari. Jika demikian, hendaknya pasangan suami istri melaksanakan sholat minimal 2 rokaat, kemudian melakukan wirid sebanyak-banyaknya seperti bacaan istighfar, sholawat, tahlil, tahmid, takbir, dan lain-lain. Kemudian diakhiri dengan doa kepada Allah SWT agar nantinya dikaruniai keturunan yang selamat dunia akhirat.
Baca lebih lengkap : Qurrotul Uyun, Tutorial Syar'i Sebelum Berhubungan Suami Istri.
3. Membaca Ayat-ayat Al-Qur’an
Tidak hanya sampai di situ, jika memang masih sempat maka pasangan suami istri hendaknya membaca sebagian surat dan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal serupa juga dijelaskan dalam Kitab Qurrotul ‘Uyun, seperti membaca Surat Yasin, Surat Al-Waqi’ah, Ayat Kursi, dan lain sebagainya.
4. Mengawali Dengan Membaca Doa
Secara umum, ketiga poin di atas memang menjadi poin yang terlupakan oleh kebanyakan pasangan suami istri. Namun, hal terakhir yang minimal harus dilakukan adalah membaca doa yang diajarkan oleh Rosulullah SAW :
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللهِ، اللّٰهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَناَ، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِيْ ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a : “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika ditakdirkan seorang anak di antara keduanya dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya”.
Jadi do’a berhubungan suami istri adalah sebagai berikut :
بِاسْمِ اللهِ، اللّٰهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَناَ
“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”.
5. Melakukan Di Tempat Yang Tertutup
Hendaknya pasangan suami istri melakukan di tempat yang tertutup dan sunyi dari keramaian, misalnya di dalam kamar rumah. Jika melakukan hubungan suami istri di area publik meskipun tertutup, bukan hanya perasaan tidak nyaman karena ketahuan orang lain, tetapi jika memang benar-benar ketahuan maka itu akan mempermalukan keduanya.
6. Jangan Melakukan Hubungan Jika Istri Sedang Menstruasi
Agama mengecam suami mengajak istri untuk berhubungan intim ketika dia dalam keadaan mestruasi, begitu pula pendapat ahli medis. Dalam pendapatnya banyak ahli medis mengatakan bahwa benih yang tertanam dalam rahim istri memang tidak akan menghasilkan ketika istri dalam keadaan menstruasi, tetapi jika Allah SWT menakdirkan benih tersebut menjadi anak, maka anak yang dilahirkan kebanyakan dalam keadaan cacat atau berpenyakit.
7. Melakukan Pemanasan Terlebih Dahulu
Sebelum melakukan hubungan suami istri, hendaknya dilakukan dengan pemanasan setelah doa. Pemanasan di sini bisa berupa bercanda ria, bercumbu, mencium, meraba, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar kedua pasangan suami istri tidak tegang dan tentu saja benar-benar merasakan kenikmatan.
8. Jangan Memasukkan Kemaluan Pada Dubur Istri
Memasukkan kemaluan pada dubur istri adalah hal fatal yang kecam oleh syariat. Dalam salah satu hadist, Rosulullah SAW mengecam para pelaku hubungan intim melalui dubur :
مَنْ أَدْخَلَ قُبُلَهُ فِيْ دُبُرِ امْرَأَةٍ بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهُوَ أَنْتَنُ مِنَ الْجِيْفَةِ
“Barang siapa memasukkan alat kelaminnya pada dubur (anus) wanita, maka Allah membangkitkannya di hari kiamat sedangkan dia lebih busuk daripada bau bangkai”.
9. Menyamarkan Suara Dari Telinga Orang Lain
Sudah menjadi hal yang wajar jika proses hubungan suami istri disertai dengan suara-suara aneh karena hanyut dalam kenikmatan. Namun hendaknya suara-suara itu ditahan jika ada keluarga lain yang tinggal di rumah, karena ini bukan hanya masalah malu tetapi juga kesopanan dan tata krama dalam berkeluarga.
10. Bersyukur dan Segera Melaksanakan Mandi Besar
Hendaknya, proses hubungan intim ditutup dengan ucapan syukur dan dzikir kepada Allah SWT, kemudian dilanjutkan dengan menyiram tubuh dalam rangka mandi besar atau mandi janabah. Mandi besar ini dilakukan untuk mengantisipasi melakukan ibadah yang diharamkan ketika seseorang dalam keadaan junub, misalnya membaca Al-Qur’an, sholat, memasuki masjid, dan lain-lain, meskipun sebenarnya boleh-boleh saja menunda mandi besar.