Kisah Malaikat Izrail Mendapat Tugas Mencabut Nyawa
Malaikat Izrail atau juga dikenal dengan sebutan Malaikat Maut adalah salah satu malaikat yang dekat dengan Allah SWT, juga merupakan salah satu golongan malaikat pertama yang diciptakan Allah SWT setelah penciptaan Malaikat Jibril.
Baca lebih lanjut : Bentuk dan Wujud Malaikat Jibril, Mikail, Isrofil, dan Izrail.
Sesuai dengan sebutannya, Malaikat Maut, ia ditugaskan oleh Allah SWT sebagai sang pencabut nyawa makhluk-makhluk-Nya. Namun, sebagian ulama' ahli mukasyafah pernah menjelaskan tentang kisah di mana Malaikat Izrail diberikan beban tugas untuk mencabut nyawa.
Ketika Allah SWT menciptakan makhluk-Nya yang dinamakan "Maut (kematian)", ia ditutupi oleh hijab-hijab (penutup) tanpa ada satupun malaikat yang mengetahui, tak ada satupun malaikat yang mengerti bagaimana bentuk, wujud, dan keadaannya.
Maut atau Kematian adalah makhluk Allah SWT yang Dia ciptakan sehingga semua makhluk-makhluk-Nya yang memiki nyawa pasti akan merasakannya, yaitu kematian, tanpa terkecuali.
Lalu Allah SWT menghendaki Makaikat Izrail untuk mendapatkan kuasa penuh terhadap makhluk yang bernama Maut. Malaikat Izrail pun bertanya kepada Allah SWT, "Wahai Tuhanku, apa itu Maut (kematian) ?".
Maut atau Kematian adalah makhluk Allah SWT yang Dia ciptakan sehingga semua makhluk-makhluk-Nya yang memiki nyawa pasti akan merasakannya, yaitu kematian, tanpa terkecuali.
Lalu Allah SWT menghendaki Makaikat Izrail untuk mendapatkan kuasa penuh terhadap makhluk yang bernama Maut. Malaikat Izrail pun bertanya kepada Allah SWT, "Wahai Tuhanku, apa itu Maut (kematian) ?".
Kemudian, Allah SWT memerintah hijab (penutup yang masih mengekang makhluk yang bernama Maut) untuk terbuka sehingga Malaikat Izrail melihatnya
Lalu, Allah SWT berkata kepada para malaikat, "Berdiam dirilah kalian dan lihatlah Maut (kematian) ini !!!". Semua malaikat pun terhenti karena perintah-Nya.
Allah SWT pun berkata kepada makhluk yang bernama Maut (kematian), "Terbanglah di atas mereka (para malaikat), kepakkan semua sayap, dan bukalah semua matamu !!!".
Ketika makhluk yang bernama Maut (kematian) itu terbang, para malaikat pun melihatnya, maka para malaikat pun tersungkur pingsan selama 1.000 tahun karena saking dahsyat, besar, dan menyeramkannya wujud makhluk itu.
Setelah para malaikat sadar, mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, apakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih besar daripada ini ?".
Allah SWT pun menjawab, "Aku yang menciptakannya, Aku lebih besar (Maha Agung) darinya. Dan setiap makhluk akan merasakannya (maut atau kematian)".
Kemudian, Allah SWT berkata, "Wahai Izrail, genggamlah dia, Aku telah menguasakannya kepadamu".
Malaikat Izrail pun bertanya kepada Allah SWT, "Wahai Tuhanku, dengan kekuatan apa aku akan menggenggamnya ? sesungguhnya dia lebih besar dariku".
Lalu, Allah memberi Malaikat Izrail kekuatan agar dia mampu menggenggam Maut dengan tangannya, kemudian dia menggenggam Maut (kematian) maka Maut pun menjadi tenang dan jinak di tangan Malaikat Izrail.
Lalu, Maut (kematian) memohon kepada Allah SWT, "Wahai Tuhanku, izinkanlah aku sehingga aku menyeru di atas langit sekali saja ?".
Allah SWT pun memberinya izin, lalu dia menyeru dengan suara yang lantang, "Aku adalah Maut (kematian) yang mimisahkan di antara setiap kekasih. Aku adalah Maut (kematian) yang memisahkan antara suami dan istri. Aku adalah Maut (kematian) yang memisahkan antara anak-anak perempuan dan ibu-ibunya. Aku adalah Maut (kematian) yang memisahkan antara saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuannyanya. Aku adalah Maut (kematian) yang merusak rumah dan bangunan. Aku adalah Maut (kematian) yang meramaikan kubur. Aku adalah Maut (kematian) yang mana aku mencari dan menemukan kalian walaupun kalian ada di dalam gedung besi yang terkunci, tiada makhluk yang tersisa kecuali mereka akan merasakanku".
Sumber : Kitab Daqoiqul Akhbar, Bab 4, Penjelasan Tentang Penciptaan Malaikat Maut
Penulis : Imam Abdur Rohim bin Ahmad Al-Qodli.
Sumber : Kitab Daqoiqul Akhbar, Bab 4, Penjelasan Tentang Penciptaan Malaikat Maut
Penulis : Imam Abdur Rohim bin Ahmad Al-Qodli.
Tags:
Kisah teladan