Kaidah I'lal 1 Dalam Kitab Qawaidul I'lal
Kaidah I'lal 1 - Kaidah i'lal yang pertama ini diambil dari salah satu kitab kecil yang dikenal dengan Kitab Qawaidul I'lal, yang biasa dikaji di beberapa pondok pesantren sebagai dasar dalam mengetahui ilmu alat berbehasa arab. Nah, adapun jika kamu ingin mendapatkan kitab Qawaidul I'lal secara gratis, maka bisa dikunjungi lalu didownload pada link di bawah ini :
Kunjungi : Download Kitab Qawaidul I'lal dan Terjemah Lengkap.
Rumusan Kaidah I'lal 1
Adapun kaidah i'lal yang pertama, maka di dalam kitab tersebut telah dirumuskan ke dalam kalimat seperti di bawah ini:
اِذَا تَحَرَّكَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ بَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِيْ كَلِمَتَيْهِمَا، اُبْدِلَتَا اَلِفًا، مِثْلُ صَانَ وَبَاعَ اَصْلُهُمَا صَوَنَ وَبَيَعَ
Tatkala ada huruf wawu dan huruf ya' berharakat setelah fathah yang sambung di dalam kalimat keduanya, maka keduanya diganti dengan huruf alif, contoh "صَانَ" dan "بَاعَ" asalnya adalah "صَوَنَ" dan "وَبَيَعَ".
Penjelasan Kaidah I'lal 1
Dari kaidah tersebut, maka kita bisa mengetahui bahwa :
- Ada huruf wawu atau huruf ya' yang berharakat. Arti berharakat di sini adalah harakat yang hidup seperti fathah, kasrah, dan dhommah, bukan berharakat mati seperti sukun, dan bukan pula berharakat tasydid.
- Huruf sebelum ya' dan wawu itu wajib berharakat fathah
- Huruf ya' dan wawu tersebut sambung dengan huruf selanjutnya, artinya berada di tengah-tengah kalimat
Nah, contoh yang bisa menggambarkan desktrisi di atas, misalnya:
صَوَنَ - بَيَعَ
Nah, jika sudah memenuhi ketiga kreteria di atas, maka huruf wawu atau huruf ya' tersebut harus diganti menjadi huruf alif. Sehingga, contoh dua kalimat di atas akan menjadi:
صَانَ - بَاعَ
Contoh Kaidah I'lal 1
Selain 2 contoh yang telah disebutkan tadi, berikut ada contoh-contoh kaidah i'lal 1 lainnya yang dapat dilihat dalam tabel yang telah tersedia:
Lafadz Asli (و) | Lafadz I'lal (و) | Lafadz Asli (ي) | Lafadz I'lal (ي) |
---|---|---|---|
قَوَلَ |
قَالَ |
صَيَرَ |
صَارَ |
قَوَلَ |
قَالَ |
صَيَرَ |
صَارَ |
قَوَمَ |
قَامَ |
سَيَرَ |
سَارَ |
دَوَمَ |
دَامَ |
غَيَبَ |
غَابَ |
كَوَنَ |
كَانَ |
ضَيَعَ |
ضَاعَ |
نَوَلَ |
نَالَ |
ضَيَقَ |
ضَاقَ |
Demikian, kamu bisa mengembangkan contoh-contoh lain dari beberapa contoh di atas dengan singkatnya penjelasan.
Pertanyaan:
Misalnya, kamu menemukan lafadz قَالَ, lalu bagaimana cara mengetahui bahwa huruf alif asalnya adalah huruf ya atau huruf wawu pada lafadz aslinya?. Tentu caranya harus mengetahui tashrifan fi'ilnya, yaitu:
قَالَ - يَقُوْلُ - قَوْلًا
Dari tashrifan fi'ilnya adalah huruf wawu. Kamu bisa melihat tasrifan fi'il dari kitab tashrifan atau kamus bahasa Arab.
Syarat-Syarat Kaidah I'lal 1
Namun, ada syarat dan beberapa kreteria untuk mengamalkan kaidah pertama ini, yang di antaranya adalah:
- Harakat wawu dan ya' adalah harakat asli
- Jika harakat wawu atau ya' tidak asli maka tidak diganti alif
- Jika wawu atau ya' tidak menempati lam fi'il, maka bisa dii'lal dengan memenuhi satu syarat
- Jika wawu atau ya' menempati lam fi'il, sedangkan huruf setelahnya mati
Untuk lebih jelasnya tentang syarat-syarat kaidah 1 dan contoh-contohnya, bisa dilihat pada : Syarat Kaidah I'lal Pertama Dalam Kitab Qawaidul I'lal.