Kaidah I'lal 9 Dalam Kitab Qawaidul I'lal
Mempelajari kaidah i'lal merupakan sesuatu yang penting dalam memahami struktur keaslian setiap lafadz dan perubahan setelahnya di dalam Bahasa Arab. Inilah mengapa di banyak pendidikan pondok pesantren, pembelajaran mengenai kaidah i'lal dijadikan dasar bagi para santri untuk menjadi cikal bakal memahami ilmu nahwu sharaf. Untuk itulah, pada kesempatan ini akan kami sharing mengenai kaidah i'lal yang kesembilan dalam rumusan i'lal di dalam Kitab Qawaidul I'lal.
Selengkapnya : Download Kitab Qawaidul I'lal dan Terjemah Lengkap.
Kaidah I'lal 9, I'lal Lafadz صُنْ dan Lafadz سِرْ
اِذَا لَقِيَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ السَّاكِنَتَانِ بِحَرْفٍ سَاكِنٍ اٰخَرَ، حَدِفَتَا، نَحْوُ صُنْ وَسِرْ اَصْلُهُمَا اُصْوُنْ وَاِسْيِرْ
Tatkala ada huruf wawu dan huruf ya' yang keduanya mati (disukun) bertemu dengan huruf mati lainnya, maka keduanya dibuang, contoh "صُنْ" dan "سِرْ" asalnya adalah "اُصْوُنْ" dan "اِسْيِرْ".
Dari kaidah di atas, maka kita bisa memberikan kesimpulan sebagaimana berikut ini :
- ada huruf wawu yang mati (disukun) atau huruf ya' yang mati (disukun)
- keduanya bertemu dengan huruf mati (disukun) lainnya
maka keduanya yaitu wawu mati dan ya' mati, harus dibuang.
Contohnya adalah :
Lafadz Asli
|
Lafadz I'lal (Hasil)
|
---|---|
اُصْوُنْ
|
صُنْ |
اِسْيِرْ
|
سِرْ |
Namun, penjelasan singkat mengenai kaidah sembilan di atas pastinya cukup ambigu dan membingungkan. Untuk itulah, maka cobalah pelajari penjelasan dalam proses terjadinya i'lal kesembilan ini di bawah.
I'lal Lafadz صُنْ (Shun)
Lafadz صُنْ asalnya adalah اُصْوُنْ, mengikuti wazan اُفْعُلْ.
Berdasarkan kaidah i'lal 2, pada lafadz اُصْوُنْ, ada huruf wawu yang berharakat (hidup) dan jatuh pada ain fi'il dari bina' ajwaf, sedangkan huruf sebelumnya adalah huruf mati (disukun), maka harakat huruf wawu itu harus ditukar ke huruf sebelumnya untuk memudahkan pengucapan, sehingga menjadi lafadz اُصُوْنْ.
Lihat kaidah 2 : Kaidah I'lal 2, Lafadz يَقُوْمُ dan Lafadz يَبِيْعُ.
Berdasarkan kaidah i'lal 9 di atas, pada lafadz اُصُوْنْ, ada huruf wawu yang mati (disukun) bertemu dengan huruf yang mati juga, maka huruf wawu tersebut harus dibuang sehingga menjadi lafadz اُصُنْ.
Nah, pada lafadz اُصُنْ, huruf alif merupakan hamzah washal, jadi harus dibuang karena tidak dibutuhkan dan untuk memudahkan pengucapan, sehingga menjadi lafadz صُنْ.
Jadi :
Lafadz Asli
|
Perubahan 1
|
Perubahan 2
|
Lafadz I'lal (Hasil)
|
---|---|---|---|
اُصْوُنْ |
اُصُوْنْ |
اُصُنْ |
صُنْ |
I'lal Lafadz سِرْ (Sir)
Lafadz سِرْ asalnya adalah اِسْيِرْ, mengikuti wazan اِفْعِلْ.
Berdasarkan kaidah i'lal 2, pada lafadz اِسْيِرْ, ada huruf ya' yang berharakat (hidup) dan jatuh pada ain fi'il dari bina' ajwaf, sedangkan huruf sebelumnya adalah huruf mati (disukun), maka harakat huruf ya' itu harus ditukar ke huruf sebelumnya untuk memudahkan pengucapan, sehingga menjadi lafadz اِسِيْرْ.
Lihat kaidah 2 : Kaidah I'lal 2, Lafadz يَقُوْمُ dan Lafadz يَبِيْعُ.
Berdasarkan kaidah i'lal 9 di atas, pada lafadz اِسِيْرْ, ada huruf ya' yang mati (disukun) bertemu dengan huruf yang mati juga, maka huruf ya' tersebut harus dibuang sehingga menjadi lafadz اِسِرْ.
Nah, pada lafadz اِسِرْ, huruf alif merupakan hamzah washal, jadi harus dibuang karena tidak dibutuhkan dan untuk memudahkan pengucapan, sehingga menjadi lafadz سِرْ.
Jadi :
Lafadz Asli
|
Perubahan 1
|
Perubahan 2
|
Lafadz I'lal (Hasil)
|
---|---|---|---|
اِسْيِرْ |
اِسِيْرْ |
اِسِرْ |
سِرْ |