4 Sungai Surga Yang Bermuara Dari Basmallah
Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa dalam peristiwa isra' mi'raj, Allah SWT menunjukkan semua surga kepada Rasulullah SAW. Beliau melihat ada 4 sungai yang mengalir di dalam surga :
- Sungai air yang tidak akan pernah berubah rasa dan baunya
- Sungai susu yang tidak akan pernah berubah rasanya
- Sungai khamr
- Sungai madu yang disaring bersih
Demikian itu sebagaimana Allah SWT berfirman :
فِيْهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِيْنَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى
"Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring" (Muhammad : 15).
Ketika melihat keempat sungai yang mengalir di dalam surga itu, Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril as, "Wahai Malaikat Jibril, dari manakah datangnya sungai-sungai ini dan ke mana sungai-sungai ini bermuara ?".
Malaikat Jibril as pun menjawab, "Sungai-sungai ini bermuara ke Telaga Kautsar dan kami tidak mengetahui dari mana datangnya. Maka bertanyalah kepada Allah SWT agar Dia memberitahu dan memperlihatkan kepadamu".
Lalu, Rasulullah SAW pun berdoa kepada Allah SWT agar Dia memberitahu dan memperlihatkan dari mana sungai-sungai itu bermuara. Lalu, datanglah seorang malaikat menemui Beliau dengan mengucapkan salam, lalu ia berkata, "Wahai Nabi Muhammad SAW, pejamkanlah kedua matamu".
Rasulullah SAW pun memejamkan kedua matanya. Sesaat, malaikat itu pun berkata, "Bukalah kedua matamu".
Ketika Rasulullah SAW membuka kedua matanya, Beliau sudah berada di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Beliau berada di bawah sebuah pohon yang rindang dan melihat sebuah kubah yang terbuat dari mutiara berwarna putih.
Terdapat sebuah pintu yang terbuat dari batu yaqut berwarna putih dengan sebuah gembok yang terbuat dari emas berwarna merah di kubah itu. Jika semua bangsa jin dan bangsa manusia terdiam diri di atas kubah itu, maka mereka semua akan terlihat seperti burung-burung yang hinggap di atas sebuah gunung. Sejenak, Rasulullah SAW pun melihat keempat sungai itu mengalir dari bawah kubah itu.
Setelah melihat dari mana sungai-sungai itu bermuara, Rasulullah SAW pun hendak kembali. Namun, malaikat itu berkata, "Mengapa kamu tidak masuk ke dalam kubah itu ?".
Rasulullah SAW pun menjawab, "Bagaimana aku bisa masuk sedangkan pintunya tergembok ?".
Malikat itu menjawab, "Kalau begitu bukalah gembok itu".
Rasulullah SAW bertanya lagi, "Bagaimana aku harus membukanya ?"
Malaikat itu menjawab, "Kuncinya ada di tanganmu".
Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apa kuncinya ?"
Malaikat itu menjawab, "Bismillahir rahmanir rahim"
Segera, Rasulullah SAW mendekati pintu dan gembok kubah itu. Dengan mengucapkan kalimat basmallah, maka terbukalah gembok itu dan Beliau pun membuka pintunya. Rasulullah SAW pun masuk ke dalam kubah itu dan melihat keempat sungai-sungai itu mengalir dari setiap pojok kubah.
Setelah melihatnya, Rasulullah SAW pun berkeinginan untuk keluar dari dalam kubah itu. Namun, malaikat itu berkata, "Apakah kamu sudah memandang dan melihatnya ?".
Rasulullah SAW dengan santainya menjawab, "Iya".
Malaikat itu berkata lagi, "Cobalah lihat untuk kedua kalinya"
Rasulullah SAW pun melihat untuk kedua kalinya dengan teliti, Beliau pun melihat tulisan kalimat basmallah di setiap pojok kubah itu. Ternyata, sungai air mengalir dari huruf mim (م) dari lafadz "بسم". Sungai susu mengalir dari huruf mim (ه) dari lafadz "الله". Sungai khamr mengalir dari huruf mim (م) dari lafadz "الرحمن". Dan sungai air mengalir dari huruf mim (م) dari lafadz "الرحيم". Akhirnya, Rasulullah SAW pun mengetahui bahwa keempat sungai-sungai itu bermuara dari kalimat basmallah.
Lalu, Allah SWT berkata, "Wahai Nabi Muhammad, barang siapa dari golongan umatmu yang menyebut-Ku dengan nama-nama ini dengan hati yang iklas, "Bismillahir rohmanir rohim", maka Aku akan memberinya minum dari keempat sungai-sungai ini".
Ya, sesungguhnya Allah SWT akan memberi minum dengan sungai air kepada para penghuni surga pada Hari Sabtu, meminum sungai madu pada Hari Ahad, meminum sungai susu pada Hari Senin, dan meminum sungai khamr pada Hari Selasa.
Dan ketika mereka meminum sungai khamr, maka mereka menjadi mabuk dan terbang selama 1.000 tahun hingga sampai pada sebuah gunung yang begitu besar yang terbuat dari misik adzfar yang murni. Dari bawah gunung itu mengalirlah "Sungai Salsabil" dan mereka meminumnya pada Hari Rabu. Allah SWT berfirman :
عَيْنًا فِيْهَا تُسَمّٰى سَلْسَبِيْلًا
"(Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan Salsabil" (Al-Insan : 18).
Setelah mereka meminumnya, mereka terbang lagi selama 1.000 tahun hingga sampai pada sebuah istana yang megah. Di dalam istana itu terdapat takhta-takhta yang ditinggikan dan gelas-gelas yang didekatkan. Allah SWT berfirman :
فِيْهَا سُرُرٌ مَرْفُوْعَةٌ، وَأَكْوَابٌ مَوْضُوْعَةٌ
"Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan، dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya)" (Al-Ghasyiyyah : 13-14).
Lalu mereka duduk di atas takhta-takhta itu dan disuguhkan kepada mereka sebuah minuman yang bernama "Minuman Zanzabil", mereka meminum minuman Zanzabil pada Hari Kamis. Allah SWT berfirman :
وَيُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيْلًا
"Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe" (Al-Insan : 17).
Lalu muncullah mendung putih yang menghujani mereka dengan permata yang sangat indah selama 1.000 tahun. Para bidadari pun mengalungkan permata itu kepada mereka. Lalu mereka terbang selama 1.000 tahun hingga sampai pada sebuah tempat yang bernama "Maq'adi Shidqin" pada Hari Jum'at. Allah SWT berfirman :
فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُقْتَدِرٍ
"Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa" (Al-Qamar : 55).
Catatan :
Dikutip dari penjelasan beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Al-Qurthubi dan Tafsir Jalalain, Maq'adi Shidqin (Tempat Yang Benar) merupakan sebuah tempat yang dipenuhi dengan kebahagiaan di mana tiada perkataan yang tiada berguna, sia-sia, dan tiada pula dosa. Tempat ini merupakan sebuah isyarat akan anugerah dan derajat tinggi di sisi Allah SWT bagi para penghuni surga sesuai dengan kadar amal perbuatannya.
Lalu mereka saling duduk dengan disuguhi hidangan khuld (kekekalan), setelah itu disuguhilah mereka dengan sebuah arak nikmat yang bernama "Rakhiq Makhtum". Allah SWT berfirman :
يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيْقٍ مَخْتُوْمٍ، خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ وَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ
"Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya). laknya adalah misik (kesturi), dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba" (Al-Muthaffifin : 25-26).
Mereka pun membuka lak segelnya dan meminumnya dengan puas. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan dan orang-orang yang senantiasa menjauhi maksiat.
Wallahu a'lam bis showab,
Sumber : Kitab Daqoiqul Akhbar, Bab 44.
Karya : Imam Abdur Rochim bin Ahmad Al-Qadli.