15 Keutamaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq
Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq merupakan sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW yang senantiasa setia menemani Beliau, baik suka maupun duka, dari awal hingga akhir perjuangan islam di masa Rasulullah SAW. Untuk itulah, di sini ada beberap keutamaan dan keistimewaan Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq as yang perlu untuk diketahui :
1. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq adalah Assabiqunal Awwalun
"Assabiqunal Awwalun" adalah golongan orang-orang yang termasuk pertama kali memeluk islam. Ini adalah masa-masa awal di mana menyampaikan risalah islam merupakan hal yang sangat berat bagi Rasulullah SAW.
Dalam catatan sejarah orang-orang yang tergolong dalam "Assabiqunal Awwalun" di antaranya adalah Siti Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As-Shiddiq, Bilal bin Rabah, dan lain-lainnya.
2. Masuk Islamnya Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq adalah Mukjizat
Dalam Kitab Mawaidzul Ushfuriyah, Hadits ke-6, dijelaskan bahwa latar belakang Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq memeluk islam adalah mukjizat Rasulullah SAW. Kejadian itu bermula ketika beliau sedang berdagang di Kota Syam dan bermimpi seolah ada matahari dan bulan ada di pangkuan beliau. Lalu keduanya dipeluk erat dan diselimuti dengan selendang.
Nah, untuk lebih jelasnya silahkan dibaca pada : Kisah Abu Bakar As-Shiddiq Memeluk Agama Islam.
3. Gelar As-Shiddiq Saat Peristiwa Isra' Mi'raj
Peristiwa Isra' Mi'raj merupakan salah satu mukjizat Rasulullah SAW yang hanya dapat diyakini oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Peristiwa Isra' Mi'raj sendiri merupakan perjalanan malam dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), Yesussalem Palestina dan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha dalam waktu hanya semalam.
Peristiwa seperti itu sangatlah mustahil dicerna oleh akal manusia kecuali atas pertolongan Allah SWT, apalagi pada masa itu belum ada kendaraan yang secangkih seperti sekarang ini. Sehingga ketika Rasulullah SAW menyampaikan peristiwa Isra' Mi'raj kepada kaum Quraisy, mereka malah mencemooh serta mencaci Beliau.
Nah, ketika Sahabat Abu Bakar ditanyai tentang apa yang disampaikan Rasulullah SAW terkait peristiwa Isra' Mi'raj pada waktu itu, maka dengan yakin dan berani beliau pun menyatakan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj tersebut adalah sebuah kebenaran yang hakiki. Dan karena itulah Sahabat Abu bakar mendapatkan gelar "As-Shiddiq" yang artinya orang yang sangat membenarkan Rasulullah SAW.
4. Iman Sahabat Abu Bakar Lebih Unggul Daripada Iman Semua Manusia
Sedikit terkait dengan peristiwa Isra' Mi'raj pada poin ketiga di atas, dalam Kitab Syu'abul Iman karya Imam Baihaqi, diriwayatkan sebuah hadits sebagai berikut ini :
لَوْ وُزِنَ إِيْمَانُ أَبِيْ بَكْرٍ بِإِيْمَانِ أَهْلِ الْأَرْضِ لَرَجَحَ بِهِمْ
"Jika iman Sahabat Abu Bakar ditimbang dengan iman penghuni bumi, niscaya iman beliau masih mengungguli iman mereka".
5. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Memerdekakan Sahabat Bilal bin Rabah
Sahabat Bilal bin Rabah merupakan sahabat yang dikenal sebagai juru adzan pertama dengan suaranya yang unik nan merdu di masa Rasulullah SAW. Sebelumnya, ia adalah budak berkulit hitam dari Habsyah (saat ini Ethiopia) yang dimiliki oleh Umayyah bin Khalaf.
Ketika Umayyah bin Khalaf mendengar berita bahwa Bilal bin Rabah memeluk agam islam, maka sangat marah dan menyuruhnya untuk keluar dari islam. Namun karena keteguhan hatinya, ia dengan yakin tidak akan pernah meninggalkan agama islam.
Rasa amarah membuat Umayyah bin Khalaf menyiksa Bilal Bin Rabah, ia mencambuk punggungnya, lalu menjemurnya di tengah terik matahari dengan tangan, kaki, dan leher terikat dan di atas dadanya dibebani batu yang besar. Ia tetap dalam pendirian teguhnya dan tiada henti mengucapkan kalimat "Ahad -Ahad" (Allah Yang Maha Esa - Allah Yang Maha Esa).
Mendengar berita tersebut, Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq pun mendatangi Umayah bin Khalaf lalu membeli Sahabat Bilal bin Rabah dengan harga berkali lipat. Setelah itu, beliau memerdekakan Sahabat Bilal bin Rabah.
6. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Adalah Mertua Rasulullah SAW
Sayyidah Aisyah Al-Humaira merupakan satu-satunya istri Rasulullah SAW yang berstatus masih gadis perawan di antara semua istri Beliau. Beliau adalah istri paling muda, yang hebat dan sangat dicintai Rasulullah SAW. Beliau adalah putri Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq.
7. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Menemani Rasulullah SAW Hijrah
Peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Kota Mekkah ke Kota Madinah merupakan peristiwa besar di dalam islam, di mana banyak sekali orang-orang kafir Quraisy yang menghalang-halangi bahkan hendak membunuh beliau. Dalam perjalanan hijrah yang berat itu, Rasulullah SAW ditemani oleh sahabat setia yaitu Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq hingga selamat sampai ke Kota Madinah.
8. Sahabat Abu Bakar Masuk Surga Tanpa Hisab
Dalam Kitab Mawaidzul Ushfuriyah, Hadits 14, diriwayatkan dari Sahabat Anas bin Malik ra bahwa suatu ketika Malaikat Jiril datang menemui Rasulullah SAW. Lalu, Beliau bertanya kepadanya :
هَلْ عَلَى أُمَّتِيْ حِسَابٌ
"Apakah umatku akan dihisab ?".
Malaikat Jibril as pun menjawab :
نَعَمْ، عَلَيْهِمْ حِسَابٌ غَيْرَ أَبِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللّٰهُ تَعَالَى عَنْهُ لَيْسَ عَلَيْهِ حِسَابٌ، يُقَالُ لَهُ : يَا أَبَا بَكْرٍ أُدْخُلُ الْجَنَّةَ، قَالَ : لَا أَدْخُلُ الْجَنَّةَ حَتَّى يَدْخُلَ مَعِيْ مَنْ أَحَبَّنِيْ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا
"Iya, umatmu akan dihisab kecuali Sahabat Abu Bakar ra, tiada hisab baginya. Dikatakan kepadanya, "Wahai Sahabat Abu Bakar, masuklah ke dalam surga". Sahabat Abu Bakar menjawab, "Aku tidak akan masuk ke dalam surga sehingga orang yang mencintaiku di rumah dunia masuk (ke surga) bersamaku"".
9. Kisah Anjing Yang Membela Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq
Dalam Kitab Mawaidzul Ushfuriyah, Hadits 14, dikisahkan dari Sahabat Anas bin Malik ra bahwa suatu ketika para sabahat sedang duduk di sisi Rasulullah SAW. Tiba-tiba datang seorang sahabat yang bersimbah darah di kedua betisnya.
Rasulullah SAW pun bertanya, "Apa yang terjadi ?". Sahabat itu pun menjawab, "Aku sedang berjalan dan bertemu dengan anjing betina milik fulan munafik. Lalu anjing itu menggigitku". Rasulullah SAW pun berkata, "Duduklah (di sini)". Sahabat itu pun duduk di hadapan Rasulullah SAW.
Selang satu jam kemudian, datanglah lagi seorang sahabat lain yang bersimbah darah kedua betisnya. Ia mengatakan, ""Aku sedang berjalan dan bertemu dengan anjing betina milik fulan munafik. Lalu anjing itu menggigitku".
Mendengar demikian, tergeraklah hati Rasulullah SAW, beliau segera bangkit dan berkata kepada para sahabat, "Kemarilah kalian bersama kami menuju anjing betina ini sehingga kita membunuhnya". Para sahabat pun memenuhi perintah Rasulullah SAW dan masing-masing membawa pedang. Lalu mereka pergi menuju ke tempat anjing betina itu.
Sesampainya di sana, ketika para sahabat hendak menebas, anjing betina itu berlari dan terdiam di hadapan Rasulullah SAW. Lalu anjing betina itu berkata dengan bahasa yang fasih dan lancar, "Jangan Engkau membunuhku, karena sesungguhnya aku adalah seekor anjing betina yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya".
Rasulullah SAW pun bertanya kepada anjing betina itu, "Mengapa kamu menggigit dua orang ini ?". Anjing betina itu menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seekor anjing betina yang diperintahkan untuk menggigit orang yang mencaci Sahabat Abu Bakar dan Sahabat Umar bin Khattab".
Kemudian Rasulullah SAW mengatakan kepada kedua sahabat yang digigitnya, "Wahai kamu berdua, apakah kamu mendengar apa yang dikatakan anjing betina itu ?". Mereka berdua menjawab, "Wahai Rasulullah, seseungguhnya kami bertaubat kepada Allah SWT dan rasul-Nya, dan segala puji hanya milik Allah".
10. Sahabat Abu Bakar As-Siddiq Menyerahkan Semua Hartanya ke Jalan Allah SWT
Ketika terjadi Perang Tabuk, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk menyedekahkan hartanya ke jalan Allah SWT. Lalu datanglah Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq dan menyerahkan semua hartanya tanpa tersisa ke jalan Allah SWT.
Ketika beliau ditanya oleh Rasulullah tentang bagaimana nasib keluarganya, maka Sahabat Abu bakar menjawab, "Aku meninggalkan (memasrahkan) mereka kepada Allah dan rasul-Nya". Sedangkan Sahabat Umar bin Khattab menyerahkan setengah hartanya dan Sahabat Utsman bin Affan meyerahkan sepertiga hartanya.
11. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Adalah Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW wafat, kepemimpinan dipegang oleh Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq sebagai kholifah kepemerintahan, bukan sebagai nabi maupun rasul. Setelah Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq, kekholifahan dipegang oleh Sahabat Umar bin Khattab, lalu Sahabat Utsman bin Affan, lalu Sahabat Ali bin Abi Thalib.
Keempat sahabat tersebut dikenal dengan istilah "Khulafaur Rasyidin" yang artinya para pemimpin yang memperoleh petunjuk.
12. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Adalah Umat Nabi SAW Paling Mulia
Dalam Kitab Musnad Ahmad diriwayatkan dari Wahab bin Abdullah As-Suwa'i :
خَطَبَنَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ فَقَالَ : مَنْ خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا، فَقُلْتُ : أَنْتَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ : لَا خَيْرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا أَبُوْ بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ وَمَا نُبْعِدُ أَنَّ السَّكِينَةَ تَنْطِقُ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ
"Kholifah Ali bin Abi Thalib memberikan khutbah kepada kami, lalu ia bertanya, "Siapakah sebaik-baik umat ini setelah nabinya ?". Aku (Wahab bin Abdullah As-Suwa'i) menjawab, "Kamu wahai Amirul Mukminin". Kholifah Ali bin Abi Thalib berkata, "Tidak, sebaik-baik umat ini sesudah nabinya adalah Sahabat Abu Bakar, kemudian Sahabat Umar bin Khattab ra. Dan tidaklah kami jauh bahwa ketentraman terucap melalui lisan Umar"".
13. Rasulullah SAW Memerintah Untuk Mengikuti Sahabat Abu Bakar Setelah Beliau Wafat
Dalam Kitab Hujjah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, persoalan ke-4, karya KH. Ali Maksum, dijelaskan sebuah riwayat :
اِقْتَدُوْا بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِيْ اَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ
"Ikutilah 2 orang sesudahku (setelah wafat) yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR. Imam Ahmad, Imam Turmudzi, dan Imam Ibnu Hibban).
14. Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Memerangi Nabi Palsu dan Orang Yang Enggan Mengeluarkan Zakat
Setelah Rasulullah SAW wafat, Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq ditunjuk menjadi seorang kholifah. Dalam sekitar 2 tahun kepemimpinannya, beliau disibukkan dengan memerangi orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat dan orang-orang yang mengaku menjadi nabi, di antaranya adalah Aswad al-Ansi, Musailamah Al-Kadzab, Saj'ah binti Al Harits ibn Suwaid ibn Aqfan, dan Thulaihah al-Asadi.
15. Jasa Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq Dalam Pengumpulan Al-Qur'an
Dalam sejarah pengumpulan Al-Qur'an, tentu saja Sahabat Abu Bakar As-Shiddiq tidak lepas dalam memberikan kontribusi karena pada waktu itu beliaulah yang menjabat sebagai kholifah. Proses pengumpulan Al-Qur'an sendiri merupakan inisiatif dari Sahabat Umar bin Khattab ra setelah merenung serta memikirkan banyaknya para sahabat yang "Hamalatul Qur'an" (hafal Al-Qur'an) gugur dalam berperang.
Baca lebih lanjut : 4 Jasa Besar Khalifah Umar bin Khattab Bagi Islam.
Awalnya, inisiatif itu tidak disetujui oleh Kholifah Abu Bakar As-Shiddiq dengan alasan Rasulullah SAW tidak pernah melakukan dan memerintahkannya. Namun, karena desakan Sahabat Umar bin Khattab serta pertimbangan bijak beliau sendiri, akhirnya disetujuilah ide tersebut.
Al-Qur'an yang sebelumnya masih belum terkumpul menjadi satu dan berceceran yang naskahnya dibawa oleh beberapa sahabat, kemudian dikumpulkan menjadi satu. Hingga akhirnya, pada masa kekholifahan Utsman bin Affan terjadilah pembukuan Al-Qur'an menjadi mushaf.