Karomah, Kisah Nauf Al-Hawari Menghidupkan Kuda Mati
Hawariyyun merupakan istilah yang dinisbatkan untuk orang-orang yang setia mengikuti jejak Nabiyullah Isa as. Bisa dibilang mereka adalah orang-orang yang dekat dan memiliki karomah sebagaimana mukjizat Nabiyullah Isa as sendiri, di antaranya adalah Nauf Al-Hawari. Al-Hawari sendiri dinisbatkan sebagai salah satu sahabat Hawariyyun Nabiyullah Isa as.
Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih, pada suatu ketika, Nabiyullah Isa as mengutus salah seorang sahabat Hawariyyun yang bernama Nauf Al-Hawari untuk berdakwah kepada Raja Persia dan mengajaknya untuk menyembah Allah SWT.
Sesampainya di Persia, ia melihat anak-anak kecil yang dengan asyiknya sedang bermain tulang tumit kambing. Entah bagaimana permainan itu, namun orang yang dapat memenangkan permainan itu akan memperoleh uang 40 dirham.
Merasa cukup tertarik, Nauf Al-Hawari pun mendekati anak-anak kecil itu dan memperhatikan bagaimana alur dan cara bermain. Saat sudah memahami alur dan cara bermain, ia pun turut bergabung dalam permainan itu. Sungguh jago, rupanya ia berhasil mengalahkan semua anak-anak kecil itu. Dan kebetulan, di antara anak-anak kecil itu ada putra dari salah seorang menteri raja.
Ya, putra menteri itu terkagum-kagum dengan Nauf Al-Hawari yang sudah berhasil memenangkan permainan dengan mudah. Dan seusai permainan, ia berkata kepada Nauf Al-Hawari, "Wahai syekh, pergilah ke rumahku denganku".
Tak bermaksud untuk menolak ajakan itu, Nauf Al-Hawari pun menjawab, "Pulanglah terlebih dahulu dan mintalah izin dari ayahmu".
Anak itu pun lekas pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah, ia mengadu kepada ayahnya, "Wahai ayahku, saat aku sedang bermain bersama teman-temanku, ada seorang kakek yang sudah cukup tua turut bergabung dengan kami. Aku terkejut dengan permainannya, ia telah berhasil mengalahkan kami semua. Kemudian aku mengajaknya untuk ikut pulang ke rumah, tetapi ia menolak dan mengatakan, "Pulanglah terlebih dahulu dan mintalah izin ayahmu"".
Sang menteri pun memberinya izin, "Wahai anakku, pergilah dan ajaklah ia kemari".
Segera, anak itu pun kembali menemui Nauf Al-Hawari dan mengajak ke rumah sesuai dengan izin dari ayahnya. Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah sang menteri, rumah itu dipenuhi dengan syetan. Dan saat hendak masuk ke dalam rumah, Nauf Al-Hawari mengucapkan, "Bismillah".
Ya, syetan-syetan yang memenuhi rumah itu pun lari terbirit-birit. Dan saat sang menteri memberikan suguhan hidangan, syetan-syetan itu pun kembali datang untuk turut serta menyantap makanan. Namun, ketika hendak mengawali makan, Nauf Al-Hawari mengucapkan, "Bismillah".
Syetan pun kembali lari terbirit-birit keluar dari rumah tanpa menyisakan satupun. Saat selesai menyantap hidangan, sang menteri yang merasa terkagum pun bertanya, "Beritahu aku siapakah kamu ? aku melihat bahwa kamu memiliki keajaiban-keajaiban yang aku belum pernah temui sama sekali dari seseorang. Saat kami hendak menyantap makanan, syetan-syetan itu datang, kami tidak memiliki jalan untuk makan dan syetan-syetan itu menyantap makanan terlebih dahulu. Namun, saat kamu memasuki rumah dan hendak menyantap hidangan, syetan-syetan itu lari terbirit-birit. Aku tahu bahwa kamu memiliki keajaiban, beritahu aku dan janganlah kamu menyembunyikannya ?".
Syekh pun menjawab, "Baiklah, aku akan memberitahumu, tetapi jangan sampai memberitahu orang lain tentangku kecuali atas izinku".
Sang menteri pun berjanji untuk merahasiakan apa yang akan dikatakan oleh Nauf Al-Hawari. Dan setelah itu, Nauf Al-Hawari memberitahunya, "Sesungguhnya Ruhullah, yaitu Nabiyullah Isa as, telah mengutusku kepada kalian dan raja kalian untuk berdakwah dan mengajak menyembah kepada Allah SWT dan tidak meyekutukan-Nya, mengajak memeluk agama islam, dan membakar berhala sesembahan kalian".
Masih merasa penasaran, sang menteri pun bertanya lagi, "Lalu beritahu aku bagaimana Tuhanmu ?".
Dengan senang hati Nauf Al-Hawari pun menjawab, "Allah SWT adalah Tuhan yang telah menciptakanmu, memberikanmu rizki, memberimu kehidupan, dan mematikanmu. Tiada tuhan selain Dia".
Sesaat setelah itu, sang menteri pun iqrar di hadapan Nauf Al-Hawari dan beriman kepada Allah SWT.
Waktu pun terus berjalan, hingga tiba di mana sang menteri kembali dari kediaman raja dengan wajah sedih dan murung. Melihat pemandangan suram di wajahnya, Nauf Al-Hawari pun bertanya, "Wahai menteri, aku melihatmu sedih dan murung, apa yang telah membuatmu sedih ?".
Sang menteri pun menjawab, "Kuda raja telah mati, itu adalah kuda kesayangan raja melebihi semua semua hartanya. Ia biasanya menaiki kuda itu dan tidak mau menaiki kuda lainnya. Kini raja hanya bisa duduk sembari bersedih atas kematian kudanya".
Nauf Al-Hawari pun kembali berkata, "Pergilah menemui raja dan beritahu dia bahwa kamu memiliki seorang tamu. Tamu itu mengatakan, "Jika raja mau menaati apa yang aku katakan, maka aku akan menghidupkan kudanya"".
Sang menteri pun merasa bahagia dan sesegera mungkin menemui sang raja. Sesampainya di sana, ia berkata kepada sang raja, "Wahai rajaku, sesungguhnya aku memiliki seorang tamu, aku telah melihat bahwa dia memiliki keajaiban yang tak dimiliki orang lain".
Sang menteri pun secara panjang lebar menceritakan mengenai kejadian-kejadian ajaib yang terjadi setelah bertemu dengan Nauf Al-Hawari. Dan di sela-sela akhir perkataannya, ia memberitahu, "Tamuku mengatakan bahwa jika raja mau mentaati apa yang aku katakan, maka atas izin Allah SWT, aku akan menghidupkan kudanya".
Sang raja pun setuju dan menerima tawarannya, lalu meminta sang mentri untuk kembali pulang dan mengundang Nauf Al-Hawari ke kediamannya.
Ya, tibalah saat di mana Nauf Al-Hawari menemui raja Persia dengan kisah yang hampir menemui klimaksnya. Sesampainya di depan pintu kediaman raja, Nauf Al-Hawari mengucapkan, "Bismillah", syetan-syetan yang ada di dalam rumah pun keluar lari terbirit-birit.
Akhirnya, Nauf Al-Hawari pun bertemu raja dan ia ditanya, "Wahai syekh, aku mendengar kabar bahwa kamu mampu menghidupkan orang yang sudah mati. Jika demikian, maka hidupkanlah kudaku ini".
Dengan santai, Nauf Al-Hawari pun menjawab, "Tentu, jika kamu mau mentaati apa yang aku katakan, maka atas izin Allah SWT, aku akan menghidupkan kudamu".
Sang raja pun menjawab, "Baiklah, katakan saja apa yang kamu inginkan".
Nauf Al-Hawari bertanya, "Apakah kamu mempunyai anak ?".
Sang raja pun menjawab, "Tidak, aku hanya memiliki ayah dan istri saja".
Nauf Al-Hawari pun kembali berkata, "Panggillah mereka berdua ke sini".
Sesuai dengan permintaan Nauf Al-Hawari, raja pun mendatangkan ayah dan istrinya. Lalu Nauf Al-Hawari kembali berkata, "Sekarang, panggillah semua rakyatmu".
Sang raja pun segera mengumpulkan semua orang. Dan setelah semuanya berkumpul di sana, Nauf AL-Hawari mendekati kuda yang telah mati yang berada di dekatnya. Ia memegang salah satu kaki dari kuda itu dan mengucapkan, "La ilaha illallah".
Sungguh di luar nalar manusia, kaki kuda yang dipegang oleh Nauf Al-Hawari mulai bergerak-gerak. Lalu ia berkata kepada sang raja, "Perintahkan ayah dan istrimu untuk memegang salah satu kuda kaki ini. Dan kamu juga kemarilah dan pegang salah satu kaki kuda ini".
Baik sang raja, ayah dan istrinya pun memegang masing-masing satu kaki kuda. Lalu Nauf Al-Hawari berkata, "Wahai raja, katakan, "La ilaha illallah"". Sang raja pun menurut dan mengatakan, "La ilaha illallah".
Ya, lagi-lagi kejadian luar biasa terjadi, kaki kuda yang dipegang raja mulai bergerak sedikit demi sedikit. Nauf Al-Hawari pun meminta ayah raja untuk mengatakan hal yang sama, "Kamu juga, katakan "La ilaha illallah".
Bergeraklah kaki kuda yang dipegang oleh ayah raja setelah mengucapkan kalimat tauhid itu. Setelah itu Nauf Al-Hawari menoleh kepada istri raja dan berkata, "Kamu juga, katakan "La ilaha illallah".
Istri raja pun mengucapkan kalimat tauhid dan bergeraklah kaki kuda yang ia pegang. Kempat kaki kuda itu sudah bergerak-gerak, yang tersisa adalah tubuh dan kepalanya. Kemudian Nauf Al-Hawari berkata kepada sang raja, "Perintahlah kaummu agar mereka semua mengatakan "La ilaha illallah".
Dengan serentak, semua orang yang ada di sana pun mengucapkan kalimat tauhid atas perintah raja. Tiba-tiba, kuda yang memang sudah mati, berdiri dan mengehempas-hempaskan kepalanya. Ya, kuda itu hidup kembali atas izin dari Allah SWT.
Sedangkan semua orang yang turut menyaksikan keajaiban itu merasa terkagum dan terheran-heran, lalu mereka semua pun memeluk islam dan beriman kepada Allah SWT.
Wallahu a'lam bis showab.
___________________
Sumber : Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah, Hadits 36.
Penulis : Syekh Muhammad bin Abu Bakar Al-Ushfuri