Aset yang Paling Diminati oleh Para Investor di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dan di dunia. Berdasarkan proyeksi PwC, pada tahun 2050 Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia, setelah RRT, India, dan AS.
Faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi tersebut adalah meningkatnya basis pengguna dan tingginya jumlah generasi muda di negara berpenduduk 270 juta orang ini, yang juga diikuti dengan menurunnya tingkat kemiskinan yang stabil. Sejak tahun 1998, Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan PDB tahunan, namun sempat terganggu pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19. Pada triwulan kedua tahun 2021, pertumbuhan diperkirakan akan mencapai lebih dari 6% meskipun terdapat faktor-faktor negatif akibat pandemi. Pandemi tidak hanya menyebabkan resesi ekonomi, tetapi juga meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Pandemi mendorong minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi pada saat investor ritel masih sangat sulit ditemukan.
Jumlah investor di pasar modal selama bulan Januari-April 2021 meningkat drastis sebesar 31,11% atau 5.088 juta. Jika dibandingkan dengan masa prapandemi pada tahun 2018, pertumbuhannya mencapai 214,2%.
Perdagangan Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami lonjakan para pemain baru pada tahun 2020. Jumlah investor ritel baru di BEI mencapai 600.000 yang mana 70% merupakan investor dari kalangan milenial yang berusia 18-30 tahun. "Secara keseluruhan, investor di bawah usia 30 tahun menguasai sekitar 50% dari 2,2 juta masyarakat Indonesia yang berinvestasi di pasar saham nasional," ujar Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi.
Pada Januari 2021, BEI mencatat rekor 2 juta perdagangan per hari, meningkat sebanyak 600.000 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, angka ini bahkan tidak pernah mencapai lebih dari 1 juta. Investor ritel kini menguasai 69,5% dari nilai transaksi di BEI setiap harinya. Menurut BEI, tahun lalu angka ini hanya mencapai 48,4%.
Diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi ledakan investasi yang akan menggaet jutaan pemain baru di pasar saham berkat tingginya populasi masyarakat muda di Indonesia. Indonesia masih memiliki ruang untuk bertumbuh. Dewasa ini, terdapat kurang dari 3% pekerja yang berinvestasi sekuritas di pasar saham.
Aset Digital
Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia, jumlah investor Indonesia untuk aset kripto dua kali lipat lebih besar dibandingkan para pemain saham. Sejak Januari hingga Mei 2021, lebih dari 6,5 juta orang Indonesia telah melakukan transaksi jual beli mata uang kripto. Volume transaksi juga meningkat dari 65 triliun rupiah pada tahun 2020 menjadi 370 triliun rupiah hanya dalam lima bulan pertama tahun 2021.
"Kami melihat pertumbuhan yang signifikan pada perdagangan kripto. Hanya dalam beberapa bulan, jumlah pemain saham meningkat lebih dari 50%," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Peningkatan minat masyarakat terhadap mata uang kripto juga dipengaruhi oleh dukungan para pengambil kebijakan Indonesia atas aset baru ini. Sejak tahun 2018, mata uang kripto dikategorikan sebagai komoditas, bahkan pada tahun 2020, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) telah mengidentifikasi daftar 229 koin kripto yang dapat diperjualbelikan secara legal di bursa. Pihak berwenang di Indonesia sendiri memandang industri kripto sebagai peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. "Aset kripto memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan rintisan dalam negeri. Jika kita tidak bisa mengaturnya, akan terjadi kemungkinan aliran dana ke luar negeri,” ujar Lutfi.
Mengupayakan Literasi Keuangan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan hanya sebesar 38,03%. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menghambat tingkat popularitas investasi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemahaman terkait produk keuangan membantu investor ritel untuk lebih rasional dalam mengambil keputusan berinvestasi, sedangkan minimnya pemahaman dapat menimbulkan ketakutan atas potensi kehilangan dana akibat strategi yang gagal.
Peningkatan literasi keuangan akan menjadikan perekonomian Indonesia lebih inklusif dan menjangkau lebih banyak pemain di tengah meningkatnya minat konsumen terhadap peluang berinvestasi. Platform E-commerce Tokopedia misalnya, salah satu Unicorn di Indonesia yang menjalankan kampanye Rabu Nabung pada tahun 2020 untuk menanamkan keterampilan manajemen keuangan kepada konsumen sejak usia yang masih sangat dini. Menurut Kepala Departemen Fintech, Marissa Devi, dasar-dasar investasi juga dapat diajarkan kepada para pemain melalui berinvestasi kecil di reksa dana, mulai dari Rp10.000 (kurang dari $1). Hal ini menjadi langkah terobosan bagi negara dengan hampir 27 juta jiwa penduduk di bawah garis kemiskinan dan puluhan juta jiwa yang tidak memiliki akses perbankan.
ROY Club, sebuah komunitas penggemar kripto yang tertarik terhadap mata uang kripto dan peluang pasar digital, tengah berupaya meningkatkan literasi keuangan terhadap aset digital. ROY Club adalah sebuah platform untuk bertukar pengalaman dan saling dukung dalam rangka mencapai kemandirian finansial. Para anggota komunitas saling membantu dalam menentukan target finansial dan menyusun cara terbaik untuk mencapainya.
Klub ini secara rutin mengadakan webinar dan pelatihan, di mana para anggota dapat mengetahui pasar aset digital dengan lebih mendalam. ROY School adalah program kursus dan pelatihan bagi pemula yang baru mulai terjun ke dunia kripto. ROY Academy adalah pelatihan lanjutan bagi anggota yang sudah mengenal mata uang kripto dan ingin memperdalam pemahamannya.
ROY Club menaruh perhatian khusus terhadap staking, yaitu sebuah mekanisme untuk melipat gandakan mata uang kripto. Berbeda dengan investasi langsung lewat mata uang kripto dan saham, staking membawa risiko yang lebih kecil karena pemain hanya cukup membekukan sejumlah koin di dompet untuk melakukan salah satu fungsi infrastruktur di jaringan: menggabungkan blok transaksi, memvalidasinya, dan mendaftarkan blok yang divalidasi di rantai blok. Dengan bantuan staking, anggota ROY Club meningkatkan aset mereka dari yang sebelumnya 5% menjadi 40% per bulan, tergantung pada jumlah koin yang ditempatkan dalam dompet digital. Semakin banyak koin yang digunakan pemain untuk staking, semakin tinggi tingkat pertumbuhan asetnya.
"Generasi muda Indonesia memiliki peluang bagus untuk mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam beberapa dekade mendatang," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Pada konferensi Next Gen Summit 2021, Sandiaga menyatakan:
"Anak muda wajib berinvestasi. Sekarang adalah waktu yang tepat, dan jangan menunggu lebih lama lagi.".