Kisah Uskup Masuk Islam Setelah Tersesat di Alam Jin
Dikisahkan bahwa suatu ketika Imam Syafi’I berkunjung ke Kota Mekkah. Pada waktu itu, beliau melihat seseorang yang sedang melakukan thawaf di Ka’bah. Melalui sebuah perkenalan kecil, orang itu menceritakan bahwa ia baru saja masuk islam yang mana sebelumnya ia adalah seorang uskup dari agama nasrani.
Dalam obrolan kecil tersebut, Imam Syafi’i yang merasa penasaran pun bertanya padanya, “Apakah yang membuatmu meninggalkan agama nenek moyangmu ?”.
Orang itu pun menjawab, “Aku mengganti agama nasrani dengan agama yang lebih baik”.
Imam Syafi’i pun bertanya kembali, “Bagaimana bisa begitu ?”.
Kemudian orang itu pun menceritakan kisahnya kepada beliau : Pada suatu hari, aku menaiki kapal dalam sebuah perjalanan. Namun, di pertengahan laut yang sangat luas, kapalku pun hancur tertelan badai. Melihat sebuah papan kayu yang mengambang, aku segera meraihnya dan menyandarkan diriku di atas papan untuk bertahan.
Aku terus berusaha menyelamatkan diri dengan papan itu, hingga akhirnya aku terdampar di pulau yang misterius. Aku tak melihat ada manusia berada di pulau itu, namun di sana banyak sekali pepohonan dengan buah-buahan yang rasanya lebih manis daripada madu dan lebih kenyal daripada keju. Di sana juga ada sungai mengalir yang airnya terasa tawar. Aku bersyukur pada tuhanku telah selamat dari badai itu. Lalu aku memakan buah-buahan dan meminum air sungai yang ada di pulau sampai aku merasa tidak lagi kelaparan dan kehausan.
Saat siang telah menghilang tertelan gelapnya malam, aku khawatir akan ada hewan-hewan buas yang akan menyerangku. Untuk melindungi diri, aku memanjat pohon besar nan rindang dan tidur di atas tangkainya.
Namun, sesuatu terjadi saat pertengahan malam. Aku melihat seekor hewan yang mengendap-endap di permukaan air. Hewan itu dengan fasihnya berdzikir dan mengucapkan kalimat :
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْغَفَّاُر، مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ
“Tiada tuhan selain Allah, Yang Maha Pengampun. Nabi Muhammad adalah utusan Allah, nabi yang terpilih”.
Saat hewan itu telah sampai di daratan, sungguh mengejutkan, kepalanya seperti kepala burung kasuari (burung unta), wajahnya seperti manusia, kakinya seperti kaki unta, dan ekornya seperti ekor ikan.
Aku begitu ketakutan kalau-kalau hewan itu akan menyerangku. Lalu, aku pun sesegera mungkin turun dari pohon dan berlari menjauh darinya. Namun, ia menyadari keberadaanku dan menoleh sembari berkata, “Berhenti, jika tidak, maka kamu akan binasa”.
Aku yang merasa begitu ketakutan pun terpaksa berhenti. Lalu hewan itu bertanya padaku, “Apa agamamu ?”. Aku menjawab, “Agamaku nasrani”.
Hewan itu pun berkata, "Celakalah kamu, wahai orang yang merugi, kembalilah pada agama yang lurus (agama islam), karena sesungguhnya kamu menempati pekarangan kaum dari daerah jin. Tidak akan selamat kecuali seorang muslim".
Aku bertanya padanya, “Bagaimana aku akan masuk ke dalam agam islam ?”.
Hewan itu menjawab, "Katakan Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah".
Aku pun segara membaca 2 kalimat syahadat dan memeluk agam islam. Sesaat, hewan itu bertanya padaku, “Apakah kamu ingin berada di tempat ini ataukah kamu ingin kembali pulang pada keluargamu ?”.
Aku pun menjawab, “Aku ingin kembali pulang pada keluargaku”.
Lalu, hewan itu berkata, “Tetaplah di sini sejenak di tempatmu. Sebentar lagi akan ada kapal yang lewat”.
Hewan itu pun kembali masuk ke dalam air. Tak lama setelah hewan itu pergi, aku melihat sebuah kapal melintas. Lalu aku memberikan isyarat dan kapal itu pun mendekatiku. Lalu aku naik dan menumpang kapal itu.
Di dalam kapal itu ada 12 awak kapal yang beragama nasrani. Aku pun menceritakan pada mereka tentang badai yang menimpaku dan kejadian aneh di dalam pulau. Lalu, mereka semua masuk ke dalam agama islam.
Wallahu a’lam bis showab.
Sumber : Kitab Irsyadul Ibad, Bab Iman.
Karya : Syekh Zainuddin Al-Malibari.