5 Fakta Mengerikan Airdrop Telegram, Jangan Berharap Terlalu Tinggi

Fakta Mengerikan Airdrop Telegram - Sejak pertengahan tahun 2024, airdrop Telegram menjadi topik yang cukup hangat dibicarakan di media-media sosial. Dengan semakin maraknya perbincangan itu, komunitas awam pun turut mencoba menjajakinya. Dari satu komunitas ke komunitas lainnya dan dari teman ke teman lainnya, proyek airdrop Telegram berhasil mencuri perhatian komunitas online.

Alasan utamanya tentu airdrop Telegram dianggap menjadi langkah mudah untuk menghasilkan mata uang kripto. Bagi mereka yang awam, ini adalah hal baru untuk memperoleh penghasilan online dengan hanya dengan bermodal smartphone genggam. Belum lagi, tutorial-tutorial video mengenai airdrop Telegram di media sosial terus bermunculan dan menggemborkan kata-kata manisnya. Dengan harapan setinggi angkasa, komunitas mempersembahkan dukungan penuh kepada para developer airdrop Telegram. Sayangnya, fakta menyangkal harapan mereka.

Berangkat dari sinilah, catatan singkat ini akan menyingkap fakta mengerikan mengenai airdrop Telegram. Nah, jika kamu baru saja terjun ke dalam proyek airdrop Telegram, catatan ini dapat menjadi pertimbangan yang tepat. Tentu agar kamu tidak memiliki ekspektasi terlalu tinggi terhadap proyek airdrop yang sedang kamu kerjakan.

Fakta Mengerikan Airdrop Telegram, Jangan Berharap Terlalu Tinggi


Apa itu Airdrop Telegram?

Di dalam catatan lain, saya sudah mengupas sedikit penjelasan mengenai apa itu airdrop. Pada dasarnya, airdrop merupakan proyek yang dikerjakan komunitas untuk menciptakan mata uang kripto baru yang diakui dan terdaftar (listing). Sebagai hasil kinerjanya, komunitas akan mendapatkan distribusi token airdrop yang dapat diperjualbelikan sebagai mata uang kripto baru yang sudah terdaftar.

Sedangkan airdrop Telegram adalah proyek airdrop yang dikerjakan melalui platform Telegram. Airdrop Telegram dapat dikerjakan dengan menjalankan misi dan tugas tertentu. Misalnya, melakukan tap, mengupgrade kartu, menonton video, follow dan share media sosial, menghubungkan wallet kripto, bermain game, dan lainnya.


Fakta-Fakta Mengerikan Mengenai Proyek Airdrop Telegram

Jika diamati sekilas, mengerjakan airdrop Telegram sangatlah mudah. Kamu hanya perlu mengerjakan tugas-tugas mudah seperti yang dijelaskan. Wajar saja banyak pengguna Telegram berbondong-bondong turut bergabung dalam proyek airdrop itu. Terlebih jika proyek airdrop itu besar dengan puluhan juta pengguna. Usaha dan harapan dijadikan sebagai taruhan untuk mendapatkan banyak distribusi token.

Sayangnya, harapan itu akan layu ketika fakta menjawab bahwa itu adalah kesalahan. Untuk itulah, di sini saya akan menggambarkan beberapa fakta mengerikan mengenai airdrop Telegram. Tentu ini berdasarkan pengalaman pribadi setelah bergabung ke dalam beberapa proyek airdrop Telegram:

1. Developer Airdrop Telegram Mengemis Transaksi Pada Komunitas

Kebanyakan airdrop Telegram pasti menawarkan peningkatan level dan koin dengan jalan transaksi sekian TON. Di sebagian proyek airdrop, transaksi itu wajib sebagai syarat kelayakan menerima alokasi token airdrop. Dan sebagian lagi, tidak wajib, tetapi disarankan untuk meningkatkan jumlah koin yang dikumpulkan. Fakta telah menunjukkan bahwa tranksaksi sekian TON tersebut tidak dapat mengganti kerugian yang didapat komunitas.

2. Banyak Airdrop Scam Berceceran di Telegram

Memulai mengerjakan airdrop Telegram tidaklah seindah drama Korea. Kamu mungkin berharap akan mendapatkan banyak distribusi token gratis dan menghasilkan banyak uang dari sana. Tetapi, itu tidak sepenuhnya benar adanya. Hati-hati, ada banyak proyek airdrop scam yang berceceran di Telegram. Scam di sini dapat merujuk pada 2 makna:

  • Murni airdrop scam: Developer airdrop sengaja untuk menipu komunitas. Setelah ia memperoleh keuntungan cukup, ia akan melarikan diri. Sedangkan komunitas tidak memperoleh distribusi token yang dijanjikan. Atau, mereka memperoleh token berstatus “unknown” yang tidak memiliki nilai tukar.
  • Scam karena mengecewakan komunitas: Proyek airdrop ini memang mendistribusikan token airdrop, tetapi distribusi tidak setimpal dengan usaha dan waktu pengerjaan airdrop. Proyek airdrop Telegram semacam ini sangat dan sangat banyak ditemui, coba baca poin selanjutnya. 

3. Komunitas Berakhir Dengan Kekecewaan

Kebanyakan airdrop Telegram berujung pada kekecewaan yang dirasakan komunitas. Hasil distribusi token airdrop yang mereka peroleh berbanding terbalik dengan keuntungan. Komunitas telah mencurahkan segenap dukungan, mulai waktu, pikiran, tenaga, dan transaksi uang. Tetapi, hasil yang mereka dapatkan adalah kerugian. Inilah fakta kebanyakan proyek airdrop Telegram yang sebanarnya. Di antaranya, sudah saya tulis dalam catatan lain tentang proyek airdrop Telegram yang mengecewakan komunitas.

4. Airdrop Telegram Berpihak Pada Influencer

Dalam kasus ini, influencer adalah pengguna (pengerja) airdrop yang memiliki posisi untuk menarik banyak pengguna lain melalui referral. Misalnya, admin grup airdrop di media sosial, pemilik channel video airdrop, dan sebagainya. Mereka adalah pengguna yang memiliki komunitas dan pelanggan sendiri, sehingga sangat mudah mengajak pengguna lain. 

Para influencer airdrop adalah pihak kedua yang paling diuntungkan setelah developer. Pasalnya, semua proyek airdrop Telegram membuka kesempatan bagus untuk meningkatkan level dan jumlah koin melalui referral. Selain itu, jumlah referral menjadi salah satu kriteria utama untuk memperoleh alokasi token. Sedangkan para pengguna biasa dengan usaha ekstranya hanya akan memperoleh alokasi token lebih sedikit.

5. Airdrop Telegram Adalah Airdrop Untuk Developer, Bukan Untuk Komunitas

Ibaratnya, developer adalah bos dan komunitas adalah pekerja. Memang, pekerjaan apapun pasti menguntungkan bos daripada pekerja. Tetapi, pekerjaan yang baik adalah pekerja memperoleh pendapatan layak atas kinerja dan usahanya. Hasil yang didapat seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan, hasil tidak menghianati usaha.

Dalam kasus airdrop Telegram, konsep “usaha tidak menghianati hasil” tidaklah benar. Pasalnya, yang paling diuntungkan dalam proyek airdrop Telegram adalah developer. Bagaimana tidak? Banyak developer yang mengemis transaksi pada komunitas. Minimal transaksi adalah 0,1 TON atau setara Rp. 10.000 saat ini. Dapat dibayangkan jika ada jutaan pengguna yang melakukan transaksi, sudah jelas berapa banyak kalkulasi keuntungan developer. Belum lagi, channel Youtube developer yang tiap saat ditonton oleh jutaan pegguna dari komunitasnya.

Dari sini, sebenarnya komunitaslah yang mendukung penuh proyek airdrop Telegram, terutama dalam pendanaan. Sedangkan developer hanya membodohi komunitas dengan janji-janji manis dan itu berhasil. Ya, kebanyakan developer airdrop seperti demikian adanya, tetapi tidak semua. Hanya sebagian kecil developer yang mempedulikan usaha komunitasnya.


Tips Mengerjakan Airdrop Telegram

Tak dapat dipungkiri bahwa airdrop Telegram memang membantu untuk mendapatkan tambahan penghasilan, meskipun sangat sedikit. Meskipun airdrop Telegram menampakkan kenyataan pahit, tetapi bukan berarti proyek itu tidak layak untuk dikerjakan.

Kripto memiliki masa depan layak dalam perdagangan mata uang virtual. Sepanjang berjalannya waktu, transaksi dengan menggunakan mata uang kripto akan semakin diminati. Tentu saja pengerjaan proyek airdrop dapat menjadi jalan awal untuk membantu mengumpulkan koin kripto. Jadi, berikut ada beberapa tips baik dalam mengerjakan airdrop Telegram:

1. Jangan Mudah Hanyut Oleh Ekspektasi Tinggi

Hal penting pertama yang harus kamu tanamkan dalam mainsetmu adalah jangan terlalu berharap. Jangan pernah berpikir bahwa kamu akan kaya dalam pengerjaan proyek airdrop Telegram, ini salah. Terhanyut dalam ekspektasi tinggi hanya akan menyebabkan kekecewaan di akhirnya. Selain itu, jangan mudah tergiur oleh iklan atau tutorial video Youtube yang melayangkan kata-kata manis. Tidak lain, mereka hanya bermaksud untuk mengajakmu untuk bergabung melalui referral.

Dengan merendahkan harapanmu, kamu dapat meminimalisir rasa kecewa saat hasil tak sesuai dengan usaha. Jadi, cukup kerjakan proyek airdrop Telegram sebisa dan semampu mungkin. Nikmati pengerjaan airdrop sebagai pengisi waktu luang, tanpa melalaikan aktivitas penting sehari-hari. 

2. Tetap Ikuti Informasi di Komunitas Airdrop

Kamu perlu bergabung ke dalam komunitas airdrop di media-media sosial. Komunitas tersebut akan menginformasikan hal-hal penting mengenai proyek airdrop. Kamu dapat bertukar cerita dengan sesama pengguna yang mengerjakan proyek sama. Komunitas airdrop menjadi tempat rujukan untuk mendapatkan informasi tentang airdrop.

3. Hindari Menyumbang Transaksi

Sebagai langkah kehati-hatian, hindari menyumbang dengan melakukan transaksi kripto saat diminta. Kecuali, kamu benar-benar yakin, transaksi itu dapat memberi keuntungan lebih. Transaksimu tidak dapat menjamin kalkulasi keuntungan saat menerima alokasi token airdrop. Dan yang lebih mengkhawatirkan adalah kamu tertipu oleh proyek airdrop murni scam.

4. Manfaatkan Referral Untuk Mengajak Pengguna Sebanyak Mungkin

Jumlah referral menjadi salah satu kriteria utama dalam banyak atau tidaknya distribusi token airdrop yang akan diterima. Semakin banyak referral yang masuk, semakin banyak alokasi token yang akan diterima. Ingat, airdrop Telegram adalah airdrop untuk developer dan influencer. Jadi, ajak sebanyak mungkin temanmu melalui link referral airdrop.

5. Hold Token Airdrop Sampai Harganya Melambung Tinggi

Berbeda dengan mata uang nyata yang dapat ditambahkan sesuai kebutuhan ekonomi suatu negara. Pada umumnya, mata uang kripto bersifat tetap dan terbatas. Hal ini dikarenakan banyaknya token mempengaruhi pelonjakan harga turun token tersebut. Dengan demikian, semakin berjalannya waktu, harga suatu mata uang kripto cenderung semakin meningkat.

Nah, jika kamu ingin memaksimalkan harga token, caranya adalah dengan menahan (hold) token airdrop tersebut. Simpan dan jangan dijual token tersebut sampai harganya melambung naik. Misalnya, harga Bitcoin di tahun 2010 masih berada $0,03. Tetapi, di akhir tahun 2024, harga Bitcoin sudah mencapai $102.000. Begitu juga dengan mata uang kripto lainnya, seperti ETH, BNB, SOL, dan lainnya.


Pertanyaan-Pertanyaan Terkait Airdrop Telegram

Apakah mengerjakan airdrop Telegam itu gratis?

Umumnya, airdrop Telegram dikerjakan secara gratis. Namun, hanya sebagian kecil saja proyek airdrop Telegram dimintai transaksi TON sebagai syarat kelayakan (wajib). Sedangkan kebanyakan airdrop Telegram hanya bersifat sunnah dan tidak wajib.

Apa itu listing token airdrop?

Listing token airdrop dapar diartikan sebagai proses token mulai terdaftar sebagai mata uang kripto yang telah diakui. Setelah proses listing, token tersebut dapat diperjualbelikan di platform-platform exchange, seperti Binance, Bitget, OKX, Gate.io, Bybit, dan lainnya.

Apa itu wallet kripto?

Wallet kripto adalah dompet digital yang disediakan khusus untuk mata uang kripto sebagai wadah untuk mengelola asetnya. Dalam hal ini, silahkan kunjungi apa itu wallet kripto?.

Berapa lama pengerjaan proyek airdrop Telegram?

Proyek airdrop Telegram dikerjakan selama berbulan-bulan dengan mengerjakan tugas dan misi tertentu. Umumnya, proses pengerjaan sampai listing berlangsung selama 3 sampai 5 bulan, bahkan ada yang lebih.

Jika tanpa referral dan transaksi, berapa rupiah yang didapat ketika mengerjakan airdrop Telegram secara rutin?.

Tanpa referral (atau sedikit referral) dan tanpa transaksi, kamu hanya akan memperoleh hasil receh (dust). Umumnya masih berada di antara Rp. 10.000 sampai Rp. 200.000, bisa kurang dan bisa lebih. Ini jika kamu mencairkannya langsung sesaat setelah token listing.