Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq
Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq - Dalam membaca Al-Qur’an, kita tidak diperbolehkan membacanya dengan asal-asalan tanpa didasari ilmu. Adapun ilmu yang mengatur bagaimana cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar adalah ilmu tajwid. Hal ini sangat penting karena kualitas bacaan Al-Qur’an seseorang bisa diketahui dari cara membaca dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid.
Setelah beberapa posting sebelumnya membahas tentang macam-macam hukum ilmu tajwid, maka kini saatnya kita belajar untuk mengetahui bacaan tipis dan tebalnya huruf dalam kalimat Al-Qur’an atau yang lebih dikenal dengan istilah hukum "Tafkhim" (التَّفْخِيْمُ) dan "Tarqiq" (التَّرْقِيْقُ). Ada dua huruf yang perlu dikatahui di sini, yaitu lam dan ra’.
Pengertian Tafkhim dan Tarqiq
Sebelum mempelajari tentang huruf-huruf, ketentuan, dan contoh bacaan tafkhim dan tarqiq, maka terlebih dahulu sangat penting mengetahui pengertian tafkhim dan tarqiq.
1. Pengertian Tafkhim
Kalimat "Tafkhim" (التَّفْخِيْمُ) merupakan bentuk masdar dari wazan fakhkhama – yufakhkhimu – tafkhiman, yang berarti menebalkan.
فَخَّمَ - يُفَخِّمُ - تَفْخِيْمًا
Sedangkan menurut istilah, hukum bacaan "Tafkhim" (التَّفْخِيْمُ) adalah membunyikan huruf hiyaiyyah tertentu dengan suara dan bacaan tebal. Cara membacanya bisa dengan menyodorkan bibir sedikit ke depan (mecucu, dalam bahasa jawa).
2. Pengertian Tarqiq
Kalimat "Tarqiq" (التَّرْقِيْقُ) merupakan bentuk masdar dari wazan roqqoqo – yuroqqiqu – tarqiqon, yang berarti menipiskan.
رَقَّقَ - يُرَقِّقُ - تَرْقِيْقًا
Sedangkan menurut istilah, hukum bacaan "Tarqiq" (التَّرْقِيْقُ) adalah membunyikan huruf hiyaiyyah tertentu dengan suara dan bacaan tipis.
Selanjutnya, para ulama' ahli qiraah telah menentukan konsep hukum bacaan tafkhim dan tarqiq. Di antara banyaknya huruf-huruf hiyaiyyah, hanya ada 2 huruf yang yang dibaca tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), yaitu huruf ra' (ر) dan huruf lam (ل).
Hukum Ra’ Tafkhim dan Ra’ Tarqiq
Untuk mengetahui hukum bacaan huruf ra' tafkhim dan ra' tarqiq, maka bisa dilihat pada setiap poin yang ada di dalam tabel berikut ini :
1. Hukum Bacaan Ra' Tafkhim
Huruf ra' dibaca dengan tafkhim (tebal) apabila memenuhi kriteria sebagaimana berikut:
- Huruf ra' yang difathah atau didlommah
- Huruf ra' yang disukun, huruf sebelumnya berharakat fathah atau dlommah
- Huruf ra' yang disukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah yang tidak asli. Maksud harakat kasrah tidak asli di sini adalah apabila diwashalkan dengan kalimat sebelumnya, maka huruf dan harakat kasrah itu tidak dibaca. Biasanya, ini jatuh pada hamzah (alif) washal.
- Huruf ra' yang disukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, dan huruf sesudahnya merupakan huruf isti'la.
Huruf isti'la' ada tujuh yaitu kho', shad, dhad, ghin, tha', qaf, dan dha', atau terkumpul pada kalimat berikut ini:
خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ = خ، ص، ض، غ، ط، ق، ظ
Untuk dapat memahami pengertian dan kretia hukum ra' tafkhim, silahkan cermati contoh pada tabel di bawah:
Contoh Lafadz | Sebab |
---|---|
رَبَّنَا - رُزِقْنَا | huruf ra' difathah atau didlommah |
قُرْاٰنًا - مَرْيَمَ | huruf ra' disukun dan huruf sebelum ra' difathah atau didhommah |
اِرْحَمْ - اِرْجِعُوْا | huruf ra' disukun dan huruf sebelum ra' dikasrah secara jelas |
قِرْطَاسٌ - مِرْصَادٌ | huruf ra' disukun, huruf sebelum ra' dikasrah, dan huruf sesudah ra' merupakan huruf isti'la' |
2. Hukum Bacaan Ra' Tarqiq
Huruf ra' dapat dibaca dengan tarqiq (tipis) apabila memenuhi kriteria seperti di bawah:
- Huruf ra' yang dikasrah (baik di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, baik isim maupun fi'il)
- Huruf sebelum ra' berupa ya' mati (ya' disukun)
- Huruf sebelum ra' berupa huruf lin (baca lebih jelas: Hukum Bacaan Mad Lin dan Contohnya)
- Huruf ra' yang disukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, dan huruf sesudahnya bukan merupakan huruf isti'la.
Untuk memudahkan pengertian dan kriteria hukum ra' tarqiq, silahkan cermati contoh-contoh sesuai tabel di bawah:
Contoh Lafadz | Sebab |
---|---|
رِجَالٌ - رِزْقٌ | huruf ra' dikasrah |
قَدِيْرٌ | huruf sebelum ra' berupa ya' mati |
خَيْرٌ | huruf sebelum ra' berupa ya' lin |
اَنْذِرْهُمْ - فِرْعَوْنَ | huruf ra' disukun, huruf sebelum ra' dikasrah, dan huruf sesudah ra' bukan huruf isti'la' |
Hukum Lam Tafkhim dan Lam Tarqiq
Huruf lam dibaca tafkhim dan tarqiq, hanya dikhususkan pada lafadz jalalah (lafadz keagungan) saja, yaitu lafadz (اللّٰه), tidak pada lafadz-lafadz lainnya.
1. Hukum Bacaan Lam Tafkhim
Hukum bacaan lam tafkhim yaitu apabila ada lafadz jalalah (lafadz Tuhan yang agung) yaitu (اللّٰه) didahului huruf yang berharakat fathah dan dlommah:
Contoh Lafadz | Sebab |
---|---|
اِنَّ اللّٰهَ | ada lafadz jalalah yang didahului huruf berharakat fathah |
نُوْرُ اللّٰهِ | ada lafadz jalalah yang didahului huruf berharakat dlommah |
2. Hukum Bacaan Lam Tarqiq
Huruf lam dibaca tarqiq apabila ada lafadz jalalah (lafadz Tuhan yang agung) yaitu (اللّٰه) didahului huruf yang berharakat kasrah:
Contoh Lafadz | Sebab |
---|---|
لِلّٰهِ - قُلِ اللّٰهُ | ada lafadz jalalah yang didahului huruf berharakat kasrah |
Kesimpulan
Hukum bacaan tafkhim dan tarqiq berkaitan bagaimana seseorang qari' membaca Al-Qur'an dengan menebalkan atau menipiskan bibirnya. Bacaan tafkhim dan tarqiq hanya terbatas pada huruf ra' dan lam saja sebagaimana rumusan tajwid oleh para ulama' ahli qiraah. Sehingga, kita di sini belajar tentang ra' tafkhim, ra' tarqiq, lam tafkhim, dan lam tarqiq.
Baca juga : Kumpulan Materi Ilmu Tajwid.