Cara Membaca Kalimat Yang Diwaqafkan di dalam Al-Qur'an
Cara Membaca Waqaf Pada Kalimat Al-Qur’an - Salah satu adab dan tata krama saat membaca mushaf Al-Qur’an adalah menahan nafas sembari tetap membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia. Sayangnya, manusia memiliki keterbatasan tidak mampu menahan nafas dalam waktu yang cukup lama, terlebih ayat Al-Qur’an yang dibaca cukup panjang.
Untuk itulah, setiap qari’ diperbolehkan mewaqafkan karena kehabisan nafas dan untuk mengambil nafas, kemudian dilanjutkan meneruskan bacaan. Namun, setiap qari’ perlu mengetahui bagaiaman membaca kalimat yang di waqafkan saat membaca Al-Qur’an.
Cara Membaca Kalimat Yang Diwaqafkan di dalam Mushaf Al-Qur’an
Mewaqafkan kalimat Al-Qur’an secara sembarangan dan tanpa didasari ilmunya, dapat menyebabkan perubahan makna dalam Al-Qur’an itu sendiri. Kiranya, sangatlah penting mengetahui serta memahami bagaimana cara membaca waqaf di setiap bacaan mushaf Al-Qur’an:
Dan setelah beberapa posting sebelumnya membahas tentang pembagian dan macam-macam waqaf, maka akan sangat baik juga jika penulis menuliskan tentang cara membaca kalimat yang diwaqafkan dalam ayat Al-Qur’an, sebagaimana berikut ini:
Baca sebelumnya:
Pengertian dan Pembagian Waqaf Dalam Ilmu Tajwid
Macam-macam Tanda Waqaf di dalam Al-Qur'an.
1. Membaca Waqaf Pada Kalimat Yang Berada Di Tengah Ayat
Apabila kita waqaf pada kalimat yang tidak bertanda waqaf di tengah-tegah ayat, maka kita harus mengulangi 2 sampai 3 kalimat sebelumnya. Sekiranya, pengulangan itu dinilai menjadi kalimat yang sempurna dan tidak merusak makna Al-Qur’an. Misalnya, lihat contoh pada Surat Al-Mukminum ayat 14 berikut:
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ
Jika kehabisan nafas dan sengaja waqaf pada kalimat "الْعِظَامَ" maka harus diulangi bacaan pada kalimat "فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ".
2. Membaca Waqaf Pada Kalimat Berharakat Hidup
Perlu dicatat bahwa harakat utama ketika huruf akhir di dalam suatu kalimat diwaqafkan adalah diganti menjadi harakat sukun, ini berlaku untuk semua waqaf. Sedangkan yang dimaksud harakat hidup di sini adalah semua harakat, selain fathatain yang merupakan pengecualian.
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
عَنْ قَوْلِكَ |
عَنْ قَوْلِكْ |
an qoulik |
فِى الْمَجَالِسِ |
فِى الْمَجَالِسْ |
fil majaalis |
الرُّسُلُ |
الرُّسُلْ |
ar-rusul |
مَلَكٍ |
مَلَكْ |
malak |
صَالِحٌ |
صَالِحْ |
shaalikh |
Apabila contoh-contoh di atas diwaqafkan, maka harakat pada huruf akhir harus diganti menjadi harakat sukun dengan dibaca pendek. Kata “dibaca pendek” ini hanya berlaku jika huruf sebelumnya tidak berupa mad thabi’i dan huruf lin. Lihat penjelasan pada sub-sub topik selanjutnya.
3. Membaca Waqaf Pada Kalimat Berharakat Sukun
Cara membaca kalimat yang diwaqafkan dalam hal ini berlaku pada kalimat yang huruf akhirnya berharakat sukun. Lihat contoh pada tabel berikut ini:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
عَلَيْكُمْ |
عَلَيْكُمْ |
alaikum |
قَوْمَهُمْ |
قَوْمَهُمْ |
qaumahum |
عَنْهُمْ |
عَنْهُمْ |
anhum |
Jika diwaqafkan maka tetap dibaca jelas sukunnya tanpa mengubah harakat dan tanpa dibaca panjang.
4. Membaca Waqaf Pada Bacaan Mad Thabi’i
Pada posting sebelumnya, penjelasan mengenai mad thabi’i telah disinggung secara singkat pada Hukum Bacaan Mad Thabi’i dan Contohnya.
Adapun cara membaca kalimat yang diwaqafkan pada hukum bacaan mad thabi’i, dapat dilihat seperti tabel berikut:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
عَلَيْنَا |
عَلَيْنَا |
alainaa |
تَقُوْلُوْا |
تَقُوْلُوْا |
taquuluu |
وَرَبِّيْ |
وَرَبِّيْ |
warabbii |
Sebagaimana cara membaca mad thabi’i seperti pada link yang sudah dicantumkan, cara membacanya tetap dibaca panjang kira-kira sekitar 1 alif atau 2 harakat.
5. Membaca Waqaf Pada Bacaan Mad Arid Lissukun
Sebelumnya, kita perlu terlebih dahulu mengetahui mengenai Hukum Mad Arid Lissukun dan Contohnya.
Adapun contoh waqaf pada bacaan mad arid lissukun seperti berikut:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
مَرْجَانٌ |
مَرْجَانْ |
marjaan |
تُرْجَعُوْنَ |
تُرْجَعُوْنْ |
turja'uun |
الرَّاحِمِيْنَ |
الرَّاحِمِيْنْ |
ar-raahimiin |
Sebagaimana aturan dalam hukum bacan mad arid lissukun, cara membacanya adalah dengan mengganti huruf akhir menjadi sukun dan dibaca panjang. Panjangnya boleh 1 alif, 2 alif, atau 3 alif (lihat link yang telah dicantumkan di atas).
6. Membaca Waqaf Pada Bacaan Mad Lin
Sebelum melanjutkan, silahkan pelajari terlebih dahulu: Hukum Bacaan Mad Lin dan Contohnya.
Yang dimaksud mad lin di sini adalah huruf akhir berharakat hidup (selain fathatain) dan sebelumnya ada huruf lin. Huruf lin sendiri adalah fathah bertemu ya’ mati atau wawu mati:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
فِيْ خَيْرٍ |
فِيْ خَيْرْ |
fi kha'iir |
عَنِ الْقَوْلِ |
عَنِ الْقَوْلْ |
anil qauul |
Cara membacanya, huruf akhir diganti menjadi harakat sukun dan dibaca panjang. Adapun panjangnya sendiri adalah kira-kira sekitar 1 alif atau 2 harakat.
7. Membaca Waqaf Pada Bacaan Mad Iwad
Kita perlu memahami tentang mad iwad sebelumnya: Hukum Bacaan Mad Iwad dan Contohnya.
Yang dmaksud waqaf pada bacaan mad iwad ini adalah setiap huruf akhir yang berharakat fathatain, lihat contohnya:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
حَكِيْمًا |
حَكِيْمَا |
hakiimaa |
رَسُوْلًا |
رَسُوْلَا |
rasuulaa |
سَوَاءً |
سَوَاءَا |
sawa'aa |
مُسَمًّى |
مُسَمّٰى |
musammaa |
Cara membaca waqaf tersebut adalah mengganti harakat fathatain menjadi harakat fathah dan dibaca panjang 1 alif (2 harakat). Namun, ada pengecualian apabila huruf akhirnya berupa ta’ marbuthah yang akan dijelaskan pada sub topik di bawah.
8. Membaca Waqaf Pada Ta’ Marbuthah
Apabila huruf akhir berupa ta’ marbuthah maka cara membacanya adalah huruf ta’ diganti menjadi huruf ha’. Lihat contoh pada tabel di bawah:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
قُوَّةً |
قُوَّهْ |
quwwah |
الْقَرْيَةُ |
الْقَرْيَهْ |
al-qaryah |
الْحَآقَّةُ |
الْحَآقَّهْ |
al-khaaaqqah |
Cara membacanya adalah huruf ta’ marbuthah itu diganti menjadi huruf ha’ disukun dengan dibaca pendek. Ini berlaku pada semua harakat yang pada huruf ta’marbuthah tersebut, baik fathah, kasrah, dlommah, fathatain, kasratain, dlommatain.
9. Membaca Waqaf Pada Bacaan Gunnah
Untuk mngetahui tentang hukum bacaan gunnah, silahkan pelejari terlebih dahulu: Hukum Bacaan Gunnah dan Contohnya.
Apabila ada kalimat yang diwaqafkan dan kebetulan bacaannya berupa huruf nun atau mim ditasydid, seperti contoh:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
عَلَيْهِنَّ |
عَلَيْهِنّْ |
ala'ihinn |
مِنْكُنَّ |
مِنْكُنّْ |
mingkunn |
Cara membaca waqaf tersebut adalah dengan dibaca pendek dan tetap disertai dengan dengungan.
10. Membaca Waqaf Pada Harakat Pathah Berdiri dan Huruf Ya’
Apabila kita mendapati kalimat yang huruf akhirnya berupa huruf ya’ (tanpa harakat) dan didahului harakat fathah berdiri, lihat contoh berikut:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
وَالضُّحٰى |
وَالضُّحٰى |
wadh-dhuhaa |
الْأُوْلٰى |
الْأُوْلٰى |
al-uulaa |
Cara membaca waqaf seperti contoh diatas adalah dengan dibaca panjang kira-kira satu alif atau 2 harakat.
Namun, contoh-contoh yang ditampilkan di atas adalah pendapat Madzhab Imam Hafs. Adapun pendapat madzhab qiraah lainnya, dibaca panjang (1 alif) dan dibunyikan seperti huruf “e”. Coba lihat penjelasan ini pada Pengertian dan Macam-Macam Hukum Bacaan Gharib.
11. Membaca Waqaf Dengan Dibaca Sukun Sambil Menyamarkan Harakat
Cara membaca kalimat yang diwaqafkan dalam hal ini berlaku pada kalimat yang sebelumnya berharakat sukun. Cara membacanya dengan menyukun huruf sebelum akhir dan sedikit menekankan huruf akhir, seolah-olah dibaca "e", lihat contoh berikut ini :
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
بِالْقِسْطِ |
بِالْقِسْطْ |
bil qis-e-th |
مِسْكٌ |
مِسْكْ |
mis-e-k |
Huruf akhir pada contoh di atas harus diganti menjadi harakat sukun dan dibaca pendek. Namun, kita tidak boleh secara terang-terang membaca dengan huruf "e" tetapi sedikit menekan dan menyamarkannya seperti huruf "e".
12. Membaca Waqaf Pada Bacaan Mad Lazim Mukhaffaf Harfi
Hukum mad lazim mukhaffaf harfi adalah hukum bacaan tajwid yang berada di fawatisu suwar. Lihat selengkapnya: Hukum Mad Lazim Mukhaffaf Harfi dan Contohnya.
Mad lazim mukhaffaf harfi ini bisa ditandai dengan harakat fathah berdiri pada setiap fawatihus suwar. Jadi, cara membacanya hampir sama dengan sub topik yang ke-10 di atas. Apabila ada bacaan mad lazim mukhaffaf harfi yang diwaqafkan, seperti contoh:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
الٓرٰ |
الٓرٰ |
alif-laaam-raa |
طٰهٰ |
طٰهٰ |
thaa-haa |
Cara membaca waqafnya harus dibaca panjang sepanjang kira-kira 1 alif atau 2 harakat.
13. Membaca Waqaf Pada Bacaan Mad Lazim Harfi Musyba’
Hukum bacaan mad lazim harfi musyba’ ini sama-sama berada di fawatihus suwar. Pelajari sebelumnya: Hukum Mad Lazim Harfi Musyba’ dan Contohnya.
Hukum mad lazim harfi musyba’ biasa ditandai dengan harakat fathah melengkung yang menunjukkan sangat panjang bacaannya. Apabila hukum bacaan ini diwaqafkan, seperti berikut:
Contoh | Cara Waqaf | Cara Baca |
---|---|---|
الٓمٓ |
الٓمٓ |
alif-laaamm-miiim |
طٰسٓمٓ |
طٰسٓمٓ |
thaa-siiimm-miiim |
Cara membacanya adalah dengan membunyikan huruf aslinya dengan dibaca kira-kira sepanjang 3 alif atau 6 harakat.
Kesimpulan
Ada beberapa ketentuan yang telah dikonsep oleh ulama’ ahli qiraah mengenai cara-cara membaca kalimat yang diwaqafkan di setiap ayat-ayat Al-Qur’an. Rumusan konsep ini dimaksudkan agar setiap qari’ dapat membaca mushaf Al-Qur’an dengan disertai adab dan tata krama. Dengan demikian, ini dapat meminimalisir kesalahan bacaan yang dapat merusak makna Al-Qur’an.
Baca juga : Kumpulan Materi Ilmu Tajwid.